YOGYA, KRJOGJA.com - Kenaikan harga kedelai impor dipasaran menjadi persoalan serius bagi para produsen tempe dan tahu. Karena dampak dari kenaikan harga kedelai mengakibatkan biaya produksi menjadi naik.
Kondisi tersebut membutuhkan perhatian serius. Pasalnya masalah kedelai impor sampai saat ini belum bisa ditangani secara maksimal, karena ketergantungan Indonesia pada produk tersebut masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan konsumsi pangan masyarakat terhadap produk itu cukup tinggi.
"Jumlah rakyat Indonesia 271 juta jiwa akibatnya permintaan kedelai cukup tinggi yaitu sebesar 2,8 ton per tahun. Sayangnya permintaan yang tinggi tersebut tidak bisa dicukupi dari dalam negeri. Akibatnya mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan kedelai lebih banyak mengandalkan dari impor. Akibat dari bahan baku yang naik tentu akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh UMKM," kata pengamat pertanian dari Akademi Pertanian (Apta) Yogyakarta, Supriyati MP di Yogyakarta, Minggu (3/1/2020).
Supriyati menyatakan, dampak dari kenaikan harga kedelai tentu sangat dirasakan oleh para pengrajin atau UMKM. Karena sulit menentukan harga yang terjangkau untuk konsumen terlebih, dimasa pandemi covid seperti sekarang. Dimana telah mengakibatkan daya beli masyarakat rendah. Menurunnya daya beli itu terjadi karena banyaknya pengangguran baik dikarenakan PHK maupun peluang kerja yang semakin sulit.
"Menyikapi kondisi ini upaya yang bisa dilakukan dari pemerintah adalah melakukan intensitas produksi kedelai lokal atau menaikkan luas tanam budidaya kedelai. Sehingga produktivitas kedelai naik agar dapat memenuhi konsumsi masyarakat. Akan tetapi hal ini tidak mudah karena petani dalam menentukan komoditi yang ditanam terdapat alternatif yang lebih menguntungkan, seperti padi dan jagung," paparnya.
Lebih lanjut Supriyati menambahkan, selain beberapa hal diatas cara lain yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan lahan marginal, lahan bero, lahan kering, lahan pasang surut dan lain-lain. Bahkan supaya hasilnya bisa maksimal, pemerintah perlu menggenjot produktivitas kedelai lokal dan melakukan pengendalian impor yang terbatas pada komoditi pangan.
Meski untuk mewujudkan hal itu tidak mudah dan membutuhkan proses. Tapi dirinya optimis dengan keseriusan dan kerja keras hal itu akan bisa diwujudkan. (Ria)