yogyakarta

Malioboro Tidak Ditutup, Tapi..

Kamis, 31 Desember 2020 | 10:41 WIB
Ilustrasi Kawasan Malioboro

YOGYA, KRJOGJA.com - Kawasan Malioboro tidak akan dilakukan penutupan pada malam pergantian tahun. Kendati demikian, rekayasa lalu lintas di sana akan menerapkan sistem buka tutup oleh aparat kepolisian. Sedangkan pengawasan terhadap potensi kerumunan, Pemkot Yogya akan dibantu oleh personel Polri dan TNI

Walikota Yogya Haryadi Suyuti, menegaskan dengan sistem buka tutup maka otomatis pengunjung juga ada pembatasan. “Kalau lalu lintasnya padat ya ditutup kemudian diurai. Ketika longgar akan dibuka. Rekayasa itu disesuaikan dengan Operasi Lilin Progo 2020,”tandasnya dalam jumpa media di kawasan Malioboro, Rabu (30/12).

Kendati demikian, dirinya juga mengimbau agar masyarakat menghindari kawasan Malioboro karena berpotensi padat. Perayaan pergantian tahun cukup dilakukan di rumah bersama keluarga. Hal ini karena tidak ada satu pun event atau kegiatan yang akan digelar. Khusus bagi kalangan perhotelan yang menggelar kegiatan pada malam pergantian tahun pun hanya terbatas bagi tamu di sana dan tidak diperbolehkan membuka tiket untuk umum.

Khusus untuk perayaan pesta kembang api yang setiap tahun sebelumnya selalu digelar tepat saat detikdetik pergantian tahun, menurut Haryadi, tidak ada izin yang diterbitkan. Kebijakan ini karena sama sekali tidak ada pengelola yang mengajukan izin pesta kembang api. “Kalau nanti ada yang menggelar pesta kembang api berarti itu tidak berizin karena sampai sekarang tidak ada yang mengajukan izin. Sehingga itu sangat berpotensi untuk

kami bubarkan,” tandasnya.

Haryadi menegaskan, sejak awal pihaknya tidak menutup akses Yogya bagi wisatawan. Warga dari berbagai daerah tetap dipersilakan datang ke Yogya untuk berlibur. Hanya ada protokol kesehatan yang wajib dipenuhi, salah satunya ialah identitas kesehatan berupa hasil negatif rapid test antigen atau uji swab. Identitas kesehatan itu pun

ada masa kedaluwarsanya. Jika ditemukan ada yang melebihi batas waktu maka harus memaklumi konsekuensinya. “Kami tidak ingin ada warga kami yang tertular virus dan kami pun tidak ingin ada warga kami yang menularkan virus. Jadi harus saling menjaga,” tegasnya.

Komandan Sat Pol PP Kota Yogya Agus Winarta, menyebut pihaknya menerapkan protokol kesehatan

4M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Aspek terakhir yakni menghindari kerumunan menjadi titik tekan utama karena ketika terjadi kerumunan maka aspek lain rentan terabaikan. Oleh karena itu setiap potensi kerumunan secara

tegas akan dibubarkan dengan menerapkan skala rasio. Sejumlah titik seperti kawasan Tugu maupun Titik Nol Kilometer saat ini juga dipasang pagar pembatas. Tujuannya untuk memperlancar arus lalu lintas serta mencegah terjadinya kerumunan pada titik tersebut. (Dhi)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB