YOGYA, KRJOGJA.com - Satgas Penanganan Covid-19 tingkat Kota Yogya kembali memperkuat langkah antisipatif. Hal ini menyusul tren lonjakan kasus harian berlangsung cukup cepat.
Menurut Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi, sejak Maret hingga kini sudah terjadi dua kali lonjakan kasus. "Lonjakan pertama itu sekitar pertengahan Agustus. Waktu itu kasusnya naik namun cenderung pelan. Kemudian saat ini kembali muncul lonjakan tetapi langsung tinggi dan cepat," urainya usai rapat koordinasi, Senin (30/11/2020).
Lonjakan kasus yang terjadi pada periode saat ini pun tidak hanya di Kota Yogya melainkan hampir seluruh daerah di Indonesia. Rata-rata tambahan kasus baru per hari dalam kurun waktu sepekan terakhir di atas 15 kasus. Sumber penularannya pun cukup banyak dan merata.
Oleh karena itu, Kota Yogya yang menjadi daerah kunjungan baik wisatawan maupun kedinasan perlu melakukan langkah antisipatif supaya potensi sumber penularan bisa dicegah. Langkah antisipasi yang dilakukan kota bukan membatasi jumlah kunjungan melainkan memastikan semua lokasi menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Rapat koordinasi tadi melibatkan semua OPD, puskesmas hingga unsur camat dan lurah. Kami minta edukasi ke masyarakat terus digencarkan, jangan sampai mengendurkan protokol yang sudah disepakati bersama," imbuh Heroe.
Rapat koordinasi dan evaluasi yang dilakukan kemarin juga untuk melihat tren kasus pada Bulan November. Diharapkan pada periode Desember saat libur panjang, tidak disertai lonjakan kasus melainkan sudah kembali melandai.
Heroe memaparkan, penularan lokal yang terjadi dalam satu klaster selalu ditangani dengan serius. Salah satunya klaster keluarga di wilayah Danurejan yang dilakukan pembatasan aktivitas warga dalam satu RT serta mendirikan posko di sana.
"Bukan lockdown tapi warga satu RT di sana yang akan keluar wilayah harus memperoleh izin dari petugas. Ini sampai 3 Desember dan puskesmas mensuplai kebutuhan vitaminnya," tandasnya.
Sementara sumber penularan yang terjadi pada lonjakan kali ini mayoritas berasal dari riwayat perjalanan luar daerah kemudian menularkan ke anggota keluarga atau rekan kerja di lingkungan kantor. Untuk itu masyarakat diminta tidak melonggarkan protokol umum seperti memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.(Dhi)