yogyakarta

Hati-hati, Anak Mengalami Stunting

Jumat, 2 Oktober 2020 | 12:23 WIB
Tiga periset tentang gizi dari Farmasi-UAD (Istimewa)

YOGYA, KRJOGJA.com - Perbaikan gizi anak Indonesia harus ditingkatkan, mengingat berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase 30,8% anak Indonesia mengalami stuntingy atau keadaan tubuh yang pendek.

"Hal ini terjadi karena kurangnya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hati-hati risikonya apabila anak mengalami stunting," ujar Dea Rachma Immelinia, Jumat (02/10/2020). Hasil riset Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dilakukan bersama Moza Restu Fauzia, Ananda Majidah Sudiro dengan pembimbing Dr Kintoko Apt MSc.

Dea Rachma mengatakan, stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal. Sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental serta dapat mempengaruhi kecerdasan. "Saat anak masih dalam kandungan, pemenuhan kebutuhan gizi untuk ibu hamil juga harus diperhatikan," kata Moza Restu Fauzia.

Menurut Dea Rachma, Moza Restu dan Ananda Mujidah, salah satu upaya atau solusi yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan tinggi protein. Hal ini karena sangat penting bagi pertumbuhan dan kecerdasan khususnya bagi balita dan anak-anak di masa pertumbuhan. Protein merupakan zat yang penting dalam proses pertumbuhan anak karena berfungsi sebagai pembangun jaringan tubuh, memproduksi hormon, membentuk antibodi untuk kekebalan tubuh, memproduksi enzim untuk proses metabolisme tubuh dan kecerdasan.

"Protein bisa di dapatkan dari daging, susu, telur, udang, dll yang seperti kita ketahui, harga makanan tersebut bagi sebagian orang relatif mahal. Maka dari itu, diperlukan adanya sumber protein yang harganya terjangkau," ujar Ananda Majidah.

Dr Kintoko MSc sebagai pembimbing menjelaskan, merujuk beberapa jurnal ilmiah, menyebutkan, protein yang ada pada larva maggot Black Soldier Fly (BSF) cukup tinggi yaitu 61,42% dengan kandungan lemak 13,37%. Protein hewani sangat dibutuhkan dalam memperbaiki stunting karena terdapat berbagai asam amino esensial dan non esensial. Bahan makanan yang mengandung protein kasar lebih dari 19%, digolongkan sebagai bahan makanan sumber protein.

Larva BSF nantinya akan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak dengan harga terjangkau. Berdasarkan data kebutuhan asupan protein pada anak,anak yang berusia 6-11 bulan membutuhkan ±15 gram protein perhari, usia 1-3 tahun membutuhkan ±20 gram perhari sedangkan, anak 4-6 tahun membutuhkan ±25 gram perhari. "Jika protein BSF sebesar 61,42% artinya terdapat 61,42 gram protein kasar dalam 100 gram BSF.Nilai ini sudah mencukupi kebutuhan harian protein pada anak," kata Kintoko. (Jay).

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB