YOGYA, KRJOGJA.com - Perwal 67 tahun 2018 terkait kebijakan dan strategi pengelolaan sampah masih menjadi pedoman untuk menetapkan target pengurangan sampah. Hingga saat ini target pengurangan sampah juga tetap berjalan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya Sugeng Darmanto, menyebut target pengurangan sampah sejak 2018 hingga 2025 harus mencapai 30 persen dari total timbulan sampah. "Pengelolaan sampah sesuai dalam perwal itu berupa pengurangan dan penanganan. Ada target yang harus bisa dicapai, dan kami upayakan justru melebihi target," jelasnya, baru-baru ini.
Upaya pengurangan sampah dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah, pemanfaatan kembali serta pendauran ulang. Sedangkan penanganan sampah melalui lima hal yakni pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
Berdasarkan neraca sampah saat Perwal 67/2018 ditetapkan, timbulan sampah di Kota Yogya mencapai 370,4 ton per hari atau 135.214 ton per tahun. Masing-masing berasal dari permukiman sebanyak 54,79 persen, dan sampah nonpermukiman sebanyak 45,21 persen. Dari timbunan sampah tersebut, sebanyak 98,11 persen sudah dapat ditangani. Sehingga masih ada sekitar 1,89 persen sampah atau tujuh ton sampah per hari yang belum bisa tertangani.
"Tanpa ada peran serta masyarakat, maka target pengurangan sampah akan sulit tercapai," tandas Sugeng.
Diakuinya, peran pemulung dalam upaya pengurangan sampah cukup signifikan. Pasalnya dalam sehari rata-rata terdapat 95,1 ton sampah yang berhasil direduksi oleh pemulung. Jumlah itu jauh di atas kiprah bank sampah yang baru mampu mengurangi 6,7 ton sampah per hari. Sedangkan volume sampah yang disetorkan ke TPA Piyungan masih stabil di angka 260 ton per hari.
Sugeng mengaku, meski demikian dalam hal penanganan sampah peran bank sampah juga cukup besar. Terutama menyangkut edukasi bagi rumah tangga selaku produsen sampah yang paling tinggi di Kota Yogya. Saat ini tercatat ada 420 bank sampah yang berbasis Rukun Warga (RW).
"Sampai akhir tahun jumlah bank sampah belum akan kami tambah, namun akan kami optimalkan. Kesadaran warga dalam mengelola sampah itu juga jauh lebih penting untuk mengurangi timbulan sampah," jelasnya.(Dhi)