YOGYA, KRJOGJA.com - Kasus demam berdarah wilayah DIY pada tahun 2020 mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun 2019. Pasalnya sejak awal tahun sampai akhir Juni 2020 di DIY sudah tercatat ada 2.959 kasus dengan 5 kematian. Jumlah tersebut termasuk tinggi karena pada 2019 sejak awal tahun sampai akhir tahun tercatat ada 3.399 kasus untuk kurun waktu satu tahun.
Walaupun kasus demam berdarah di DIY telah mencapai puncak dan kondisinya sudah mulai melandai. Masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kasus demam berdarah di DIY mencapai puncaknya pada bulan Mei hingga Juni (kasus puncak tiap tahun untuk demam berdarah). Dari 2.959 kasus demam yang ada di DIY tersebut di Kota Yogyakarta sebanyak 249 kasus, Bantul 944 kasus, Kulonprogo 203 kasus, Gunungkidul 895 kasus dengan 4 kematian dan Sleman 668 kasus dengan 1 kematian. Meskipun angka kasus demam berdarah telah menurun, saya minta masyarakat terus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Berty Murtiningsih di Gedhong Pracimosono Kompleks Kepatihan, Jumat (17/7/2020).
Menurut Berty, penanganan demam berdarah tidak hanya menjadi tanggungjawab dinas kesehatan, tapi butuh sikap proaktif dari masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan PSN.
Karena PSN berbeda dengan fogging yang hanya menyasar nyamuk dewasa dan meninggalkan telur nyamuk. Dampaknya telur nyamuk yang tertinggal dalam kurun waktu seminggu akan menjadi nyamuk lagi. Untuk itu guna memutus mata rantai penyebaran nyamuk demam berdarah, PSN diyakini masih menjadi salah satu cara yang cukup efektif.
"Untuk mencegah adanya kasus demam berdarah saya sudah berkali-kali mengingatkan agar masyarakat melakukan PSN. Karena dengan PSN kita bisa memutus penularan, jadi tidak hanya nyamuk dewasa tapi telurnya juga hilang. PSN harus terus ditingkatkan. Bahkan dinas kesehatan sudah membuat surat edaran meminta masyarakat melakukan PSN secara rutin," ungkapnya. (Ria)