yogyakarta

UMKM Paling Terdampak Pandemi, Stimulus Perbankan Melegakan

Jumat, 26 Juni 2020 | 18:34 WIB
Palaksanaan Webinar. Foto: KR

YOGYA, KRJOGJA.com - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Para pelaku UMKM di DIY merasakan penurunan omzet penjualan yang sangat berarti, karena masyarakat/kon-sumen menunda berbelanja secara langsung.

Kondisi ini memaksa para pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan cepat, mengubah pola bisnisnya menjadi online. Salah satunya adalah Fransisca Puspitasari, owner produk keramik Kaloka yang ‘dipaksa’ belajar lebih banyak tentang bisnis online untuk mendongkrak penjualan.

Menurut Fransisca, sebelum pandemi, banyak pengunjung dari luar kota yang datang di studionya untuk mengikuti workshop/funclass membuat keramik. Saat wabah Covid-19 melanda, ia terpaksa menutup studionya untuk kebaikan semua, terutama karyawan dan timnya, meskipun konsekuensinya tidak ada pemasukan. Selain itu, banyak produk keramik Kaloka yang diekspor keluar negeri. Tapi itu tidak bisa dilakukan saat awal-awal pandemi, karena pengiriman udara di seluruh dunia ditutup.

”Di awal-awal pandemi, ya penjualan turun drastis, pandemi ini dampaknya sangat besar bagi sektor ekonomi,” terang Fransisca dalam Digital Talkshow yang diadakan oleh Kedaulatan Rakyat dan KRjogja.com, Jumat (26/6). Webinar bertema ‘Keberpihakan Pemerintah dan Perbankan dalam Membantu UMKM’ menghadirkan narasumber lain Vice President Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Eka Nugraha dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi dipandu host Editor Kedaulatan Rakyat dan KRJogja.com, Agung Purwandono. Tayang ulang Webinar ini dapat disaksikan dichanel Youtube Kedaulatan Rakyat TV.

Fransisca kemudian mengubah pola pemasaran produknyasecara online memanfaatkan sosial media. Hasilnya menggem-birakan, produknya semakin dikenal tidak hanya lingkuplokal/nasional tapi global. Fransisca juga mengaku menemukan segmen pasar baru yaitu daily user atau personal yang pembeliannya retail. Namun ia harus menyesuaikan karakter pembeli via online yang menginginkan proses pengiriman cepat.

”Pembeli online ini istimewa, mereka mau cepat dan tidak mau ketinggalan. Saya tiap hari belajar semua hal mengenai bisnis online supaya lebih baik lagi,” katanya.

Srie Nurkyatsiwi mengatakan, pademi Covid-19 berdampak pada melambatnya perekonomian DIY yang penyokong utamanya sektor pariwisata, perdagangan/UMKM hingga pendidikan. Perekonomian DIY hingga akhir Tri Wulan I 2020 mengalami kontraksi atau tumbuh sangat lambat hingga minus (-)0,17%.

”Karena tidak ada pengunjung/wisatawan dan maha-siswa, otomatis sektor UMKM sebagai penyokongnya ikut ter-dampak, di samping karena faktor lain seperti perang dagang, harga minyak global dan informasi hoaks,” ujarnya.

Menurut Srie, dari analisa Bank Indonesia Perwakilan DIY tahun 2020, selama pandemi, mayoritas pelaku UKM (59%) mengharapkan bantuan pemerintah untuk memperluas aspek pemasaran. Salah satu terobosan yang dilakukan Pemda DIYmelalui Dinas Koperasi dan UKM untuk pemulihan kondisi yaitu memberikan stimulus bagi UMKM, berupa membebaskan biaya antar atau ongkos kirim bagi konsumen yang membeli produk UMKM. Branding kegiatan ini dikenal dengan ‘Sibakul Jogja Free Ongkir’.

”Selama pandemi, ongkir yang membayar adalah Pemda DIY, belinya secara daring atau online dengan tujuan meneguhkan kebijakan social distancing, aplikasi playstore memakai ‘Jogjakita’, bayarnya nontunai dan pengirim barangnyamemakai jasa ojek online. Ini semua tujuannya agar perekono-mian di DIY tumbuh,” katanya.

Program lain untuk menguatkanUMKM yaitu melalui padat karya, misalnya pembuatan masker,APD dimana bahan baku dari pemerintah. Produk buatan UMKM itu kemudian dibeli oleh pemerintah dan disalurkan kerumah sakit untuk mendukung upaya pencegahan Covid-19.

Vice President Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI, Sunarna Eka Nugraha mengatakan, dukungan perbankan terhadap UMKM antara lain dengan memberi stimulus berupa penundaan pembayaran pokok pinjaman, penundaan angsuran dan penundaan pembayaran sebagian bunga. Dengan adanya kebijakan ini maka nasabah membayar semampunya dan dianggap performa pinjamannya lancar.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB