yogyakarta

Peh Cun Digelar dengan Ritual Sederhana

Kamis, 25 Juni 2020 | 23:41 WIB

BANTUL, KRJOGJA.com - Perayaan Peh Cun 2020 yang jatuh pada Kamis (25/6/2020) dirayakan masing-masing warga Tionghoa di rumah. Namun demikian sekitar 20-an pengurus Jogja Chinese Art Culture Centre (JCACC) dan generasi muda Tionghoa secara sederhana dan terbatas tetap melakukan ritual sembahyangan Peh Cun, Rabu (24/6/2020) malam di Pantai Parangtritis, Bantul dengan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

"Dalam beberapa tahun ini, Peh Cun dirayakan sederhana apalagi di masa pandemi Covid-19. Tidak ada Festival Perahu Naga dan Penampilan Naga Barongsay di Pantai yang biasanya digeber untuk menggairahkam wisata dan perekonomian," tutur Bendahara JCACC, Tjundaka Prabawa kepada KRJOGJA.com, Kamis (25/6/2020).

Didamping Ketua JCACC Harry Setyo, dan Humas JCACC Bekti, Tjundaka mengatakan, JCACC sepakat tetap melakukan ritual dan doa bersama untuk keselamatan dan keutuhan bangsa yang dilakukan secara khidmad di malam Peh Cun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dimasa pandemi.

"Tujuannya juga memberi edukasi pada muda-mudi di JCACC apa makna dibalik perayaan Peh Cun ini. Siang ini saat puncak Peh Cun, dalam kalender Tionghoa bertepatan dengan kulminasi bulan jaraknya terdekat dengan bumi, sehingga telur bisa bediri vertikal," jelas Tjundaka.

Keluarga-kelUarga Tionghoa juga berupaya mendirikan telur secara vertikal di rumah bersama keluarga membawa kebahagiaan sendiri. "Ada kebersamaan dan keakraban bersama keluarga saat mendirikan telur, makan kue bakcang, khas Tionghoa dan lainnya," ucap Tjundaka

Tradisi Peh Cun dengan legenda pejabat negara yang cinta tanah air, rela mati di laut karena tidak sanggup melihat negaranya dihancurkan musuh. "Maka ada juga tradisi perahu naga, bak cang, menyebarkan makanan di laut dan lainnya untuk mencari jenazah pejabat jujur tersebut agar tidak dimakan ikan," jelasnya. (R-4)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB