YOGYA, KRJOGJA.com - Forum Komunikasi Ormas Relawan (FKOR) menggelar aksi diam di halaman Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Selasa (19/5/2020) siang. Mereka meminta seluruh stakeholder di DIY untuk mewaspadai gerakan-gerakan komunis dan khilafah yang menyusup melalui aksi-aksi masyarakat di masa pandemi.
Waljito, Koordinator FKOR mengungkap pihaknya mulai melihat adanya gerakan-gerakan yang mengarah pada pengingkaran Pancasila. Paham-paham Komunis dan Khilafah menurut dia mulai masuk kembali dan ingin menunjukkan eksistensi diri di momentum saat ini.
“Kami melihat di sosial media sudah mulai muncul paham-paham itu, ya komunis ya khilafah ya syiah. Kami ingin ingatkan itu, jangan sampai paham negara kita Pancasila diganggu-ganggu lagi,†ungkapnya pada wartawan di sela aksi.
Beberapa indikasi menurut Waljito muncul dari unggahan sosial media yang mengaitkan pandemi Covid dengan upaya menghembuskan isu yang bertengangan dengan nasionalisme Indonesia. FKOR menurut dia tak akan membiarkan hal tersebut tumbuh khususnya di DIY.
“Kita melihat ada unggahan yang membandingkan mall buka dengan tidak bolehnya beribadah di masjid, ada bumbu kata-kata yang seolah negara membuat masyarakat jauh dari agama. Ini banyak dan kami ingatkan ada benih-benih muncul ingin mengganggu Pancasila. Sudah final Pancasila, tidak bisa diganti apapun,†ungkapnya lagi.
Aksi diam di pelataran Monumen SO 1 Maret sendiri tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Para peserta membentangkan spanduk bertuliskan kesiapan melawan bahaya komunis, khilafah dan syiah dengan tetap menjaga jarak. (Fxh)