yogyakarta

Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X Ditutup Secara Online

Minggu, 5 April 2020 | 10:30 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Rangkaian acara 'Tingalan Jumenengan Dalem' atau Peringatan Kenaikan Tahta Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X resmi ditutup GKR Bendara selaku Ketua Pelaksana melalui tayangan langsung online YouTube, Sabtu (4/4/2020) malam. Kegiatan ini sudah dibuka sejak 7 Maret 2020 dengan persembahan Beksan Golek Menak Jayengrono Jumeneng Nata.

"Setelah pembukaan yang dilakukan langsung Ngarsa Dalem dengan sambutan yang inspiratif, keesokan harinya pada 8 Maret digelar pameran Abalakuswa: Hadi Busana Kraton Yogyakarta yang menunjukkan koleksi perjalanan tekstil dan pakaian di lingkungan dalam dan sekitar Kraton Yogyakarta," jelas GKR Bendara.

Selanjutnya, pada 9-10 Maret dihelat Simposium International di Royal Ambarukmo Hotel yang diikuti 400 peserta dari berbagai kalangan. Kegiatan yang menghadirkan narasumber nasional dan internasional itu mampu menelaah arti pakaian dan tekstil dalam kategori sejarah, filologi, seni Pertunjukan dan sosial budaya.

"Hanya saja, pada 13 Maret terdapat satu pasien positif Covid-19 di Yogyakarta. Dengan demikian panitia harus mengambil keputusan untuk membatalkan acara, seperti lomba flashmob dan 'Beksan Bala Raseksi' yang seharusnya dipentaskan pertama kali di penutupan ini. Padahal KHP Kridha Mardawa sudah mempersiapkan dua bulan sebelumnya dan akan diikuti lebih 100 penari," jelas putri bungsu Sultan HB X tersebut.

GKR Bendara juga mengatakan pihaknya berencana mementaskan tarian tersebut di pameran yang akan datang. Meski sudah menggunakan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Korona, dalam perkembangannya GKR Bendara merasa hal itu belum cukup. Karena itulah pihaknya dalam kepanitiaan menggandeng KHP Kridha Mardawa yang lantas mengadakan lomba 'Beksan Nir Corona' melalui media Instagram @KratonJogja.event. Sejak dilaunching 24 Maret dan ditutup 2 April, berhasil terkumpul 167 video peserta. Dari jumlah tersebut akhirnya didapat tiga pemenang yang menunjukan kreativitasnya.

"Saya ucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dalam melestarikan budaya Yogyakarta dan mohon maaf bila selama penyelenggaran acara terjadi kekurangan atau kesalahan. Kepada para pendukung, media dan sponsor, saya ucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada Kraton Yogyakarta sehingga dapat melaksanakan acara tersebut dengan maksimal dan lancar," tutur GKR Bendara.

Setelah akhir penutupan melalui media daring tersebut, selanjutnya ditampilkan suasana latihan 'Beksan Trunajaya' yang sedianya akan ditampilkan saat malam penutupan rangkaian acara tersebut. Beksan Trunajaya merupakan beksan (tarian) Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono I yang biasa ditarikan Prajurit Trunajaya.

Beksan ini sendiri merupakan penyebutan utuh dari tiga seri beksan di dalamnya, yaitu 'Beksan Lawung Ageng, Beksan Lawung Alit' dan 'Beksan Sekar Medura'. Beksan Lawung Ageng bercerita tentang para prajurit yang sedang berlatih perang dengan ragam 'gerak kakung gagah'. Sementara Beksan Lawung Alit yang juga menceritakan latihan perang para prajurit, menggunakan ragam 'gerak kakung alus'. Sebagai bagian penutup Beksan Trunajaya, yakni Beksan Sekar Medura yang bercerita tentang para prajurit saat berpesta usai berperang.

Gerakan-gerakan Beksan Trunajaya mengandung unsur heroik, patriotik dan berkarakter maskulin. Dialog yang digunakan dalam tarian ini merupakan campuran bahasa Madura, Melayu dan Jawa. Dialog tersebut umumnya berupa perintah-perintah dalam satuan keprajuritan. Gamelan (gangsa) yang digunakan dalam Beksan Trunajaya, yakni Kanjeng Kiai Guntur Sari.(Feb)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB