yogyakarta

Kisah Tim Medis Puskesmas Gedongtengen, Mulai Pakai Mantel Hingga Menunggu Kepastian Lab Usai Tangani Pasien Positif Corona

Kamis, 26 Maret 2020 | 14:08 WIB

PUSKESMAS Gedongtengen Kota Yogyakarta beberapa waktu terakhir banyak dibicarakan masyarakat karena sempat menangani satu pasien positif Corona yang kala itu belum diketahui statusnya. Seluruh tenaga kesehatan saat ini bingung karena enam orang yang menangani pasien positif Corona belum juga keluar hasil lab swab dari Dinas Kesehatan.

dr Tri Kusumo, Kepala Puskesmas Gedongtengen menceritakan enam petugas kesehatan menangani pasien positif Corona (nomor 3 DIY) pada tanggal 3 Maret lalu. Pada 14 Maret, enam orang tersebut mengalami gejala ringan sampai berat sehingga sempat diambil data swab oleh lab BBTKLPP DIY. Namun, hasil lab tak kunjung didapatkan, hingga 14 hari masa inkubasi berakhir.

"Keenamnyasempat menjalani isolasi pribadi selama 14 hari di mana dua tenaga kesehatan belum kembali bekerja sampai hari ini. “Jadi tanggal 14 Maret hampir bersamaan semuanya mengeluh sakit ada yang radang tenggorokan dan sebagainya, ini seperti yang masuk gejala Covid-19. Lalu dilakukan tes swab yang sayangnya sampai hari ini kami belum tahu hasilnya seperti apa karena belum disampaikan, katanya masih antre."

"Sampai hari ini ada dua tenaga kesehatan yakni dokter dan perawat yang masih kami rumahkan. Yang perawat punya penyakit bawaan ada diabet, hipertensi dan jantung harus kami minta isolasi dulu karena hasilnya belum keluar sampai hari ini,” ungkap dr Tri pada wartawan, Kamis (26/3/2020).

Tiga tenaga kesehatan yang sudah membaik setelah menjalani isolasi diri akhirnya bekerja kembali karena puskesmas kekurangan orang, sementara pelayanan terus harus dilakukan. Namun, stigma miring harus dihadapi awak kesehatan di Gedongtengen.

“Kami sekarang dapat stigma bahkan sesama tenaga kesehatan ketika kami minta ukur air pun kami bayar mereka tak mau menerima uangnya langsung, minta diletakkan karena takut tertular katanya. Rasanya sedih sekali,” sambung dr Tri.

Tak hanya itu, para petugas kesehatan di Puskesmas Gedongtengen sempat pula melakukan tracing pada pasien positif nomor 3 tersebut secara langsung pada 19 Maret lalu. Mirisnya, mereka harus melakukan tugas tersebut hanya dengan mengenakan mantel pribadi lantaran tak ada Alat Pelindung Diri (APD).

“Sekarang pelayanan kesehatan kami masih berjalan dengan tenaga seadaanya dan APD seadanya dari mantol plastik. Tapi kami siap tidak ada pasien karena memang hasil lab teman-teman semua belum keluar. Kami juga tidak mau kalau ada pasien datang ditangani tim yang belum dapat kepastian hasil, nanti malah riskan semua,” sambung dia lagi.

Petugas kesehatan di Puskesmas Gedongtengen sendiri tetap bersemangat melakukan pelayanan. Sebuah spanduk berisi kata-kata penyemangat dipasang di depan puskesmas, oleh warga yang juga sampai saat ini tak diketahui.

“Kami merasa dikuatkan ada spanduk dari warga di depan puskesmas yang menyemangati kami. Kami benar-benar sempat bingung dan bahkan menangis karena belum ada kepastian. Sedangkan kami di barisan paling depan menangani pasien ini,” tandas dokter teladan DIY ini. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB