yogyakarta

Stok Darah Menurun Akibat Dampak Penyebaran Covid-19

Senin, 23 Maret 2020 | 12:31 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Palang Merah Indonesia (PMI) DIY mengajak pemerintah Kabupaten/Kota di DIY untuk bersama mengajak masyarakat tetap mendonorkan darah di tengah penyebaran wabah Covid-19. Pasalnya, darah sangat penting dan dibutuhkan masyarakat.

"Kami sedang mencari alternatif melaksanakan donor darah pusing karena adanya regulasi tidak boleh orang berkumpul dalam jumlah banyak. Dalam beberapa hari ke depan kami segera rumuskan kebijakan yang aman untuk melaksanakan donor darah ini," jelas Ketua PMI DIY GBPH H Prabukusumo, akhir pekan lalu.

Namun demikian Gusti Prabu berharap akan pemerintah kabupaten/kota dapat mengeluarkan statement bagi masyarakat tentang pentingnya donor darah. Sebab hal itu akan menjadi rujukan sehingga masyarakat tergugah untuk mendonorkan darah meski situasinya sedang kurang kondusif di tengah penyebaran wabah Korona.

"Bagaimanapun PMI tetap melayani pelayanan darah. Kebutuhan darah tidak bisa ditunda. Pasien di rumah sakit yang membutuhkan tranfusi harus juga mendapatkan perhatian. Namun, dengan kondisi saat ini, beberapa kegiatan donor darah yang diselenggarakan lembaga/instansi ada yang dibatalkan. Tentu hal ini sangat berpengaruh dengan stok darah di PMI," papar Gusti Prabu.

Menghadapi Covid-19 ini, PMI telah mengeluarkan berbagai protokol atau panduan terkait berbagai pelayanan, termasuk di dalamnya pelaksanaan donor darah. "Kami juga berharap masyarakat selalu menjaga kesehatan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun, menerapkan etika bersin dan batuk," jelasnya.

Wakil Ketua Bidang Unit Tranfusi Darah PMI DIY dr Suryanto SpPK mengungkapkan, di tengah ancaman wabah Korona ini pasokan darah turun hingga 40-50 persen. Kondisi ini tentu harus segera mendapat perhatian mengingat darah sangat dibutuhkan.

"Penurunan stok darah di masing-masing Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten/Kota sangat beragam. PMI Kota Yogyakarta sekitar 50 persen, PMI Kabupaten Sleman menurun sekitar 60 persen sedang PMI Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan stok darah sejumlah 80 persen. Untuk UDD PMI Kabupaten Bantul sekitar 50 persen dan UDD PMI Kabupaten Kulonprogo menurun sekitar 45 persen," jelasnya.

Dijelaskan, pihaknya berusaha menambah stok darah dengan berbagai cara, seperti melakukan broadcast messages ke pendonor darah yang sudah rutin mendonorkan darahnya, membuat grup media sosial pendonor darah serta mengingatkan untuk donor darah kembali.

"Juga disertai edukasi kepada pendonor darah dan masyarakat bahwa donor darah aman. Covid-19 tidak ditularkan lewat darah donor. Sudah ada himbauan dari Bapak Jusuf Kalla, Ketua Umum PMI bahwa donor darah aman dari Covid-19. Selain itu, seperti di PMI Sleman, mereka jemput bola dengan meminta dukungan dari Pemda Sleman untuk mendatangi kantor-kantor di lingkungan Pemda untuk donor darah," terang dr Suryanto.

Seperti diketahui, kegiatan donor darah di luar PMI yang biasa disebut mobil unit memasok 55 persen stok darah di UDD PMI Kota Yogyakarta. Sedangkan di UDD Sleman memasok sekitar 60 persen, di UDD PMI Kabupaten Gunungkidul sekitar 75 persen, UDD PMI Kabupaten Bantul 60 persen dan UDD PMI Kabupaten Kulonprogo sekitar 20 persen. (Feb)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB