yogyakarta

Alasan Bisa Terjadi 'Kiamat Sampah' di Yogya

Jumat, 21 Februari 2020 | 11:43 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya kembali mengingatkan potensi Yogya mengalami 'kiamat sampah'. Setahun yang lalu, tepatnya 23-29 Maret 2019, sempat terjadi darurat sampah akibat penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.

Potensi terjadi 'kiamat sampah' makin nyata karena sampai saat ini pengelolaan sampah mandiri di Kota Yogya belum maksimal. Kepala DLH Kota Yogya Suyana mengingatkan hal itu diacara workshop Program Kampung Iklim (Proklim), Kamis (20/2/2020).

"Setahun lalu, gunungan sampah menumpuk di berbagai wilayah serta menimbulkan bau tidak sedap. Itu nyata dan harus dipahami betul oleh masyarakat. Kalau darurat sampah dianggap biasa, bagaimana jika kelak 'kiamat sampah'. Makanya mari bijak terhadap sampah sejak dari rumah tangga," tandasnya.

Suyana mengatakan, 'kiamat sampah' bisa saja terjadi karena berbagai alasan.

Menurut Suyana, selain karena sampai saat ini pengelolaan sampah mandiri di masyarakat belum optimal, perubahan iklim sudah terjadi. Hal itu dibuktikan dengan kenaikan suhu permukaan bumi antara 1,5 hingga 3 derajat celcius dalam tiga tahun terakhir. Sampah diakui Suyana menyumbang perubahan iklim karena penumpukan sampah menghasilkan gas metan yang lebih berbahaya dari gas freon.

"Gas metan itu bisa merusak ozon. Jika ozon rusak maka efek rumah kaca akan terjadi. Dampaknya bagi pertanian bisa mengalami gagal panen sehingga ketahanan pangan terganggu. Belum lagi permukaan air laut akan semakin naik, banjir rob serta penyebaran penyakit akibat nyamuk," urainya.

Produksi sampah Kota Yogya sendiri sangat banyak.

Saat ini Kota Yogyakarta sendiri volume sampah yang dihasilkan di Kota Yogya rata-rata mencapai 300 ton per hari. Jika tidak ada pengendalian sejak dari sumbernya atau rumah tangga, sampah akan terus menjadi persoalan.

Oleh karena itu, DLH berharap masing-masing warga harus mulai melakukan aksi nyata. Tidak hanya bijak terhadap sampah melainkan juga dalam hal penggunaan air, pembuangan limbah serta menekan polusi udara. (Dhi)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB