YOGYA, KRJOGJA.com - DIY menerima dana keistimewaan Rp 1,32 trilyun di tahun 2020 mendatang untuk mengampu hal terkait kebudayaan, tata ruang, pengisian jabatan gubernur, kelembagaan hingga pertanahan. Namun, masih minim alokasi danais untuk menyentuh pemaksimalan Sumber Daya Masyarakat (SDM) di bidang persampahan, hal yang sebenarnya cukup krusial dan dinilai sebagai salah satu wujud kebudayaan.
Bambang Suwerda, Ketua Jejaring Olah Sampah Mandiri DIY menyebut selama ini memang perhatian pemerintah belum maksimal pada permasalahan sampah. Menurut dia, apa yang dilakukan hanya sebatas mengurai saat ada masalah saja, namun belum menyentuh sisi budaya dari segi manusianya.
“Selama ini belum ada (alokasi Danais) untuk mengatasi sampah. Mengubah budaya masyarakat kita dari bakar buang diajak milah syukur nabung. Sangat mungkin, dan penting sekali (membenahi sisi manusia),†ungkap Bambang dalam diskusi permasalahan sampah DIY di DPRD DIY Selasa (19/11/2019).
Bambang mengibaratkan, selama ini Danais hanya digunakan sebagian besar untuk event berbau kebudayaan yang berwujud saja. Namun, dirasa masih kurang dalam membangun kebudayaan dari sisi manusia.
“Bukan seni yang tampak tidak penting, itu tetap penting. Tapi mbok sebagian dialokasikan untuk membenahi orangnya. Ibaratnya, Rp 50 juta bisa untuk wayangan semalam mampu, ini kalau diberikan untuk pengelolaan sampah bisa dapat banyak kegiatan misalnya bimtek atau lainnya,†tandas pria yang dijuluki Bapak Bank Sampah ini.
Sementara Arif Setiadi, Ketua Komisi C DPRD DIY menilai adanya kemungkinan akses Danais untuk menyentuh persoalan penanganan sampah, meski membutuhkan kajian lebih lanjut terkait lima kewenangan keistimewaan.
“Tentu perlu ide-ide kreatif untuk hal tersebut, dengan langkah maju menggunakan pendekatan kemajuan teknologi informasi dan ini harus didukung sumber-sumber pendanaan yang memadahi. Penanganan sampah baik di pembuangan akhir maupun penanganan sampah dari sumber-sumber sampah harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Masalah sampah di DIY dijadikan potensi dan peluang menjadi produktifitas daerah,†tandas dia. (Fxh)