yogyakarta

Calon Pengantin Bonek Berpotensi Munculkan Kemiskinan Baru

Minggu, 17 November 2019 | 09:10 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Selama ini secara rata-rata baru sekitar 7 persen dari 2 juta pasangan calon pengantin yang mengikuti kursus calon pengantin (suscatin) setiap tahunnya. Karena itu sekarang 'leading sector' tidak lagi pada kemenetrian agama namun kemungkinan akan ditarik di Kemenko PMK dengan BKKBN sebagai 'leading sector'-nya dan juga melibatkan kementerian kesehatan, koperasi dan UKM.

"Jadi ini jangan dibayangkan sertifikasi nikah ini  sulit dan menyulitkan calon pengantin. Namun pembekalan yang dibuat lebih tersistem dengan baik. Bukanlah hal biasa setelah mengikuti penataran mendapat sertifikasi," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunann Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy kepada wartawan usai menjadi 'keynote speaker' Pembukaan Sidang Tanwir II Aisyiyah di Unisa Jl Ringroad Barat, Sabtu (16/11/2019). Sidang Tanwir II Aisyiyah dibuka Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir. 

Sebelumnya Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjanah MM MSi menerima Sertifikat MURI untuk cap tangan anak-anak TK ABA dan PAUD dari 34 provinsi  se-Indonesia yang panjangnya mencapai 9.399 meter yang diserahkan Senior Manager MURI Sri Widayati. Pembuatn lukisan cap tangan  tersebut sebagai apreasi menandai seabad TK ABA mencerdaskan bangsa. Selain itu Ketum Noordjanah juga membuka Education Expo dan bazar. Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Menko PMK Muhadjir Effendy melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Hajah Yuliana Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Dusun Bandut Lor Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Bantul.

Diakui Muhadjir, selama ini kemenag sudah melaksanakan suscatin namun belum optimal karena kesulitan anggaran. Hanya, sebut Menko PMK, Kemenag juga sudah meningkatkan materi pelatihan bekerja sama dengan Wahid Institute. “Mbak Alisa Wahid juga sudah telepon saya dan menyampaikan upaya peningkatan materi ini. Nanti akan koordinasi lagi,” tambah Muhadjir.

Rencana tersebut menurutnya direncanakan dimulai tahun depan. “Ini bisa Januari bisa Desember,” katanya. Pembekalan itu sendiri menurutnya bisa dilakukan daring, 'online' atau 'offline'. Dan kalau sudah dokter misalnya ya tidak perlu mengikuti pelatihan terkait kesehatan reproduksi.

’Catin Bonek’

Dalam pidatonya Muhadjir menegaskan pembekalan untuk calon pengantin ini tidak cukup hanya soal agama sama. Namun masalah kesehatan reproduksi, ekonomi, psikologi dan lainnya dalam rangka menyiapkan calon kepala rumahtangga dan ibu rumahtangga. Ada tanggungjawab panjang di sini, tambahnya, menyiapkan rumahtangga sehat yang akan melahirkan penerus unggul. "Hal ini perlu karena sekarang banyak ‘calon pengantin bonek’, bandha nekat," tambah Muhadjir.

Catin Bonek ini disebut Menko PMK berpotensi menghadirkan rumahtangga miskin baru. Padahal saat ini terdapat sekitar 45 persen kelompok rumahtangga dalam status miskin dan memiliki potensi miskin. Inilah sebab, Menteri koperasi dan UKM dilibatkan bagi persiapan pernikahan.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB