YOGYA, KRJOGJA.com - Perubahan demografi, tuntutan dan harapan pasien terhadap kesehatan semakin tinggi membawa konsekuensi tersendiri, yakni manajemen rumah sakit serba digital. Pelayanan yang cepat, akurat dengan biaya terjangkau menjadi harapan masyarakat umum.Â
Saatnya, reformasi sistem pelayanan kesehatan yang tangkas. Itu bisa dilakukan dengan tata kelola rumah sakit yang tangkas pula. Maka ada ungkapan 'agile hospital for good, hospital governance.Â
Demikian diungkapkan Prof Dr dr Rusdi Lamsudin Sps(k) MMedSc, Kaprodi Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menyampaikan Studium Generale/kuliah umum Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) UAD di kampus 3, Jalan Prof Soepomo, Warungboto Umbulharjo, Sabtu (02/03/2019). Kuliah umum memilih tema 'Hospital Management Era Now' diikuti mahasiswa baru MPM-UAD.
Baca juga:
33 Mahasiswa dan Dosen Pascasarjana UAD Studi ke Thailand - Malaysia
Pembelajaran PAI Berbasis Digital Masih Terbatas
Menurut Rusdi Lamsudin, reformasi sistem pelayanan kesehatan dan tata kelola rumah sakit secara tangkas dengan serba digital sudah menjadi tuntutan nyata. "Tuntutan dan harapan masyarakat terhadap kesehatan serba cepat tidak bisa dipungkiri," ujarnya.Â
Maka rumah sakit yang bisa memenuhi harapan ini menjadi referensi. Selain itu, perkembangan pesat ilmu, teknologi dan kedokteran juga menjadi pemicunya. Ada faktor lain, sumber dana semakin terbatas butuh efesiensi dengan serba digital.Â
Menyinggung pandangan 'agile hospital for good hospital governance' memang tidak mudah dilakukan. 'Agile' atau tangkas sebenarnya satu pola pikir dan kebiasaan. Diingatkan Rusdi Lamsudin, ada 3 hal rumah sakit serba tangkas. Pertama, mengindentifikasi masalah atau peluang. Kedua, bergerak menindaklanjuti. Ketiga, melakukan keduanya secara intensif tanpa henti dengan periode yang singkat.