YOGYA, KRJOGJA.com - Beberapa hari terakhir, warga di kawasan Kecamatan Cangkringan tepatnya di Glagaharjo dan Turgo, Turi turun dari rumahnya masing-masing untuk mengungsi setelah Gunung Merapi mengeluarkan letusan terutama pada malam hari. Banyak warga yang masih mengalami trauma meski BPPTKG dan BPBD belum menginstruksikan evakuasi dengan kondisi level II, Waspada.
Hal tersebut pun tak dipungkiri pemerintah DIY yang siap memfasilitasi kebutuhan masyarakat terutama di Kawasan Rawan Bencana (KRB). Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan pemda siap memberikan dukungan untuk masyarakat yang memilih mengungsi karena khawatir dengan aktivitas Merapi.
“Tingkat kekhawatiran itu berbeda, mungkin saya tidak takut tapi mas (menunjuk wartawan) takut, memilih untuk turun mengungsi. Ini manusiawi dan tetap pemda akan memfasilitasi karena sudah ada alokasinya,†ungkap Sultan Kamis (24/5/2018).
Plt Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana menambahkan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPBD Sleman sebagai pemangku kendali untuk penanganan warga yang mengungsi. Menurut dia, dari segi pendanaan pemda telah mengalokasikan 9,5 Miliar untuk kejadian tak terduga salah satunya bencana alam.
“Sampai saat ini kendali masih di Sleman dan kami sifatnya membackup. Kalau nanti Sleman sudah butuh bantuan maka provinsi siap membantu, marathon karena memang perlu nafas panjang,†ungkapnya di kantor BPPTKG DIY.
Sampai Kamis (24/5/2018) hari ini BPBD DIY mencatat masih ada 50-55 lansia yang berada di pengungsian wilayah Glagaharjo. Meski demikian menurut Biwara, BPBD DIY belum mendapatkan surat permintaan bantuan dari Sleman untuk menangani pengungsi.
“Kalau dari anggaran belum tapi kalau logistik sudah. Ada tikar, makanan, family kit juga termasuk relawan sudah kami kirimkan ke Sleman,†sambungnya.
BPPTKG DIY sendiri belum bisa memprediksi hingga kapan Merapi akan terus beraktivitas mengeluarkan letusan. Masyarakat pun diharapkan untuk tenang meski tetap waspada dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi. (Fxh)