YOGYA, KRJOGJA.com - Ada banyak kisah melatarbelakangi hadirnya para perempuan dalam aksi ‘Women March 2018’ di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (10/03/2018) siang tadi. Mayoritas peserta hadir sebagai wujud kepedulianya terhadap isu-isu feminisme dikalangan yang marak diberitakan belakangan ini. Namun tak sedikit pula yang pernah mengalami kisah pilu yang mendorongnya datang ke aksi yang diselenggarakan pada Sabtu Siang (10/03/2018) ini.
Salah satu diantaranya adalah Nova (22). Perempuan asal Jakarta yang baru saja lulus dari salah satu kampus di Yogyakarta ini punya kisah tersendiri. Ia menceritakan tentang beberapa diskriminasi bahkan pelecehan yang pernah dialaminya.
Baca juga :
Hak Perempuan di Hadapan Publik Masih Dibatasi
Kesetaraan Gender, Perjuangan Kemanusiaan
“Saya punya pengalaman buruk sejak masa SMP, dulu aku masih dengan seragam sekolah pernah diperlakukan senonoh oleh seorang pria saat berjalan pulang ke rumah, dia meraba pantatku,†ungkap Nova mengenang pengalaman buruknya.
Tak hanya perlakuan senonoh, menurutnya banyak juga diskriminasi yang dianggap sepele oleh beberapa kalangan tapi cukup menyakiti hati wanita. “Sering juga disiulin laki-laki saat kita lewat di depanya. Itu bentuk diskriminasi yang dianggap kadang dianggap wajar di kalangan masyakarat.†Tambahnya.
Menurut Rade Arni Purba (21) selaku panitia pelaksana, sebelum acara ini sudah ada beberapa forum yang dibuka untuk berbagi pengalaman diskriminatif maupun pelecehan diantara komunitas-komunitas peduli wanita. Banyak diantaranya yang hadir dengan membawa poster dengan tulisan yang melambangkan pengalaman dan keresahan para peserta.