yogyakarta

Kelokalan Dipertahankan, Pasar Pingit 'Berwajah Baru'

Jumat, 29 Desember 2017 | 03:31 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pasar tradisional selama ini mampu bertahan di tengah arus gempuran pasar modern, salah satunya lantaran mampu menjaga nilai-nilai sosial. Salah satunya Pasar Pingit Yogyakarta yang berhasil dipugar namun tidak mengubah kearifan lokal yang dimilikinya. Bahkan Pasar Pingit juga memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki pasar tradisional lainnya.

Berlokasi di Jalan Kyai Mojo Yogya, Pasar Pingit dipugar dengan Dana Pembantuan dari Pemerintah Pusat senilai Rp 6 miliar. Selama proses pembangunan sejak Agustus 2016 hingga awal 2017, seluruh pedagang pun dipindahkan ke lokasi sementara yang berjarak sekitar 200 meter ke Selatan.

"Pasar tradisional yang direhabilitasi melalui Dana Pembantuan dari Pemerintah Pusat sebenarnya ada dua, yakni Pasar Serangan dan Pasar Pingit Yogya. Tetapi, yang dipugar seluruhnya hanya Pasar Pingit. Makanya pada awal 2017, Pasar Pingit memiliki wajah baru," jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogya Maryustion Tonang, Kamis (28/12/2017).

Kendati dari sisi bangunan terkesan mewah untuk pasar tradisional, namun corak dan tatanannya tetap terjaga baik. Justru, bangunan baru tersebut diharapkan mampu memberikan rasa nyaman bagi pengunjung dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari. Jumlah pedagang sebelum dan sesudah dipugar juga tidak berubah, tetap 218 pedagang yang menempati lapak, kios serta los.

Dari sisi jenis dagangannya, Pasar Pingit tidak sekadar menyediakan kebutuhan sehari-hari berupa aneka sayur mayur, buah, bumbu dapur serta komoditas lain melainkan juga hobi. Terutama ikan hias yang mampu menjadi ikon serta ciri khas Pasar Pingit. Selain itu, sejumlah fasilitas tambahan turut disediakan seperti musala, kamar mandi, kantor pengelola dan aula atau ruang pertemuan bagi pedagang.

"Untuk melakukan proses pemugaran sebuah pasar tradisional bukan perkara mudah. Terutama dalam melakukan pendekatan sosial kepada pedagang agar aktivitas berjualan dapat tetap berjalan. Namun jika itu dilakukan dengan kebersamaan dan tanggung jawab, pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif. Seperti Pasar Pingit yang sekarang nampak asri, bersih dan nyaman," urai Maryustion.

Dengan keberadaan bangunan yang baru itu, diharapkan pedagang memiliki kesadaran untuk merawat dan melestarikan. Seperti halnya slogan pasar tradisional yakni pasare resik rejekine apik, sing tuku ora kecelik, maka kenyamanan berbelanja di pasar tradisional akan berimbas pada peningkatan pendapatan pedagang.(Dhi)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB