YOGYA, KRJOGJA.com - Becak dan andong bakal punya wilayah operasional tersendiri di Kota Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pelestarian alat transportasi tradisional asli Yogyakarta ini di tengah modernisasi yang kini masif terjadi.
Bambang Seno Baskoro, Ketua Pansus Raperda Penataan Transportasi Lokal DPRD Kota Yogyakarta dalam rapat dengar pendapat Senin (27/03/2017) mengatakan paling tidak ada enam zona untuk becak dan andong di Kota Yogyakarta yakni di kawasan cagar budaya yang juga ikon pariwisata. Enam kawasan tersebut meliputi Kraton (Alun-Alun), Kotagede, Pakualaman, Malioboro dan Kotabaru yang memang selama ini dikenal sebagai kawasan sentral pariwisata Yogyakarta.
"Tidak mungkin kan becak membawa penumpang lewat Kretek Kewek yang jalannya menanjak, maka perlu adanya zonasi. Paling tidak di kawasan cagar budaya Kota Yogyakarta lah diatur dalam raperda," ungkapnya.
Tak hanya itu saja, dalam raperda tersebut Bambang juga mengungkap adanya wacana pembuatan shelter khusus untuk parkir dan menurunkan penumpang bagi becak kayuh dan andong di kota Yogyakarta. "Itu sasaran kita juga agar semakin tertata dan bisa teratur," imbuhnya.
Namun raperda tersebut bakal menemui hambatan karena saat ini keberadaan becak di Kota Yogyakarta tak hanya sebatas kayuh saja namun juga becak motor yang nasibnya hingga kini tak kunjung jelas. Brotoseno, penasihat pengemudi becak kayuh dan becak motor Yogyakarta pun dengan tegas menyampaikan keberatannya kalau hanya becak kayuh saja yang dipertahankan sebagai bentuk pelestarian tradisi.
"Saya sampaikan betor dan kayuh ini rukun di lapangan tidak ada perselisihan, nah kalau betor dilarang dengan alasan mempertahankan tradisi ya tolong itu developer yang buat perumahan dan hotel tak sesuai tradisi maka bongkar saja. Jangan dilarang begitulah, malah harus dikembangkan dengan tidak meninggalkan tradisi," ungkapnya.
Dikatakan Brotoseno berdasar data paguyuban ada tak kurang 6.500 pengemudi becak di seluruh DIY. "Jumlahnya sekarang 5.000 kayuh dan 1.500 becak motor, itu belum yang tak terdaftar lho jadi memang sangat banyak dan mereka pejuang ekonomi keluarga," pungkasnya. (Fxh)