YOGYAÂ (KRjogja.com) - Masyarakat dunia, Selasa (21/3/2017) memperingati Hari Down Syndrome atau gangguan genetika paling umum yang menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik tertentu. Meskipun tak terlalu familiar, namun Komunitas 234 SC di Yogyakarta berusaha melakukan langkah nyata untuk membangun kepercayaan diri dan kreativitas para siswa dengan down syndrome yang ada di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pamardi Putra Gedongkuning.Â
Berbagai kegiatan dilakukan oleh komunitas tersebut bersama para siswa diantaranya menggambar, mewarnai, menyanyi hingga membaca puisi. Tujuannya, ternyata untuk membangun rasa percaya diri dan kreativitas para siswa yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan mereka kelak.Â
Angela Rahardjo, pegiat sosial Komunitas 234 SC mengatakan selama ini banyak pihak yang cenderung meremehkan orang dengan down syndrome sehingga kesempatan mereka untuk maju seolah tertutup. Padahal, ia menilai orang dengan down syndrome hanya butuh kesempatan untuk mengembangkan diri dan meraih cita-cita.Â
"Ternyata ketika ditanya, mereka memiliki cita-cita mau jadi apa nanti, ada yang ingin jadi polisi juga guru. Yang harus kita lakukan berusaha memfasilitasi dan memberikan kesempatan, karena ternyata mereka punya bakat ada yang suka menyanyi, menggambar bahkan baca puisi," ungkapnya.Â
Gejala sindrom Down pada anak-anak terlihat dari beberapa ciri fisik yang mirip, namun mereka tidak sama persis karena ada faktor keturunan dari orang tua dan keluarga masing-masing. Anak-anak dengan kondisi ini membutuhkan bimbingan seperti anak normal lainnya a namun karena mereka memerlukan waktu lebih dalam berbagai aspek maka mereka akan menjalaninya bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing.Â
"Kami berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya untuk tidak mengesampingkan orang dengan down syndrome apalagi mendapat pandangan negatif. Mudah-mudahan aktivitas kami di panti asuhan ini bisa menyadarkan masyarakat untuk peduli," pungkasnya. (Fxh)