yogyakarta

Seminar 'Harga Cabe Naik Semau Gue'

Jumat, 17 Februari 2017 | 13:37 WIB

YOGYA (KRjogja.com) - Melonjaknya harga cabai yang tidak wajar hingga menembus lebih dari Rp 130 ribu perkilogram menjadikan pengusaha kuliner, khususnya yang berbasis sambal kesulitan. Keprihatinan tersebut terus menguat beberapa waktu terakhir karena merasakan ongkos produksi yang makin besar.

"Pelaku usaha kuliner yang basisnya sambal sangat terasa dengan harga cabai yang tidak wajar tersebut. Padahal selama ini mereka selalu menantang konsumennya untuk tingkat kepedasan sambal. Tapi kini hal itu tidak bisa dilakukan lagi," tutur Sekretaris Asosiasi Pelaku Usaha Kuliner Indonesia (Aspekindo) Widyatmoyo kepada wartawan di Gedung PWI Cabang Yogyakarta, Jumat (17/02/2017).

Dalam seminar ini akan hadir narasumber berkompeten, yakni Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY Ir Gatot Saptadi, Pakar Kebijakan Pangan UGM dan Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM Dr Evita Hanie Pangaribowo MIDEC, Direktur Waroeng SS Yoyok Hery Wahyono dan Pembina Petani Cabai Magelang/Ketua Gapoktan Giri Makmur Tunov Mondro Atmojo. Seminar tersebut akan dipandu moderator Drs Hudono SH.

Karena kondisi inilah Aspekindo bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Yogyakarta bakal menggelar Seminar 'Harga Cabe Naik Semau Gue' di Gedung PWI Yogyakarta Jalan Gambiran Umbulharjo, Rabu (22/02/2017) mulai pukul 08.30 WIB. Melalui seminar ini diharapkan ada pencerahan tentang persoalan harga cabai yang makin 'pedas'.

"Idealnya harga cabai rawit merah di kisaran Rp 20-25 ribu tiap kilogram. Ambil contoh seperti Ayam Geprek dan Waroeng SS yang berbasis sambal akan kesulitan. Untuk Waroeng SS saya perhari secara nasional butuh 3 ton cabai. Bisa dibayangkan kenaikan ongkos produksi yang harus dikeluarkan," ucapnya.

Jika mengikuti harga pasaran tersebut, seharusnya harga sambal satu cobek yang biasanya dihargai Rp 2.500 bisa naik menjadi Rp 9.000. Tapi tentu hal itu akan mengecewakan konsumen. Selain itu jika harga sambal dinaikkan, akan membuat harga nasi sambal bisa lebih mahal dari harga nasi lauk ayam. "Kebanyakan membatasi sambal. Jika ingin tambah pedas harus menambah harga," jelasnya.

Aspekindo juga tidak menutut harga cabai untuk serta merta diturunkan. Tapi setidaknya harga di pasaran bisa stabil karena melihat dari ongkos modal perkilogram di tingkat petani hanya Rp 15 ribu. Selain itu, harga yang meroket tidak diikuti kelangkaan di pasaran. Karena cabai masih snagat mudah dijumpai di pasaran.

Terpisah Ketua PWI Yogyakarta Drs Sihono HT MSi menegaskan seminar ini sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian PWI terhadap persoalan yang berkembang di tengah masyarakat. Apalagi cabai sudah menjadi konsumsi yang terbilang pokok bagi kebutuhan rumah tangga. (R-7)

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB