yogyakarta

Jalanan Jogja Tak Lagi Ramah Pesepeda

Rabu, 4 Januari 2017 | 16:56 WIB

YOGYA (KRjogja.com) - Kecelakaan sepeda di kawasan Sedayu yang menimpa Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Haryanta hingga akhirnya meninggal dunia ternyata membawa keprihatinan mendalam bagi sebagian masyarakat termasuk di dalamnya pegiat sepeda. Para pesepeda pun beranggapan jalanan di Yogyakarta tak lagi aman untuk kegiatan bersepeda.

Salah satu pegiat sepeda, Bagus Kurniawan kepada KRjogja.com Rabu (4/1/2017) mengungkap bawasanya sekarang ini para pesepeda dilingkupi rasa was-was saat berkendara di jalan-jalan protokol seperti jalan provinsi dan kabupaten. Pasalnya, selain harus 'melawan' kendaraan besar yang lebih cepat tidak ada lagi ruang khusus bagi penggowes.

"Kalau kita turun bersepeda di seputaran Ringroad atau Jalan Yogya Wates atau Yogya Solo rasanya sudah sangat was-was, sudah dipinggir pun masih tak punya ruang karena sudah dipakai motor. Serba tidak enak pokoknya saat ini terutama," ungkapnya ketika berbincang santai di kawasan Jalan Malioboro.

Menurut Bagus yang juga aktif di beberapa komunitas sepeda, permasalahan pelik juga terjadi di kawasan Kota Yogyakarta di mana pemerintah kota sudah mempersiapkan jalur tersendiri untuk pesepeda. "Jalur sepeda sudah dibatasi garis putus kuning tapi juga habis untuk motor, pun demikian dengan ruang tunggu yang semakin menyempit, kalau kita dari belakang sudah penuh oleh motor," imbuhnya.

Insiden yang menimpa Kadishub DIY yang meninggal dunia saat bersepeda menurut pria yang juga jurnalis ini merupakan salah satu dari banyak sekali kasus yang terjadi. "Sebelumnya juga sangat banyak kecelakaan sepeda, ditabrak lari lah atau kesundul mobil, banyak sekali yang tidak terekspos, ini seharusnya jadi perhatian kita bersama," tandasnya.

Meskipun tak memungkiri perubahan era di mana orang cenderung ingin cepat untuk mencapai kemapanan secara ekonomi, Bagus masih berharap adanya kepedulian dari pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya untuk mengakomodasi kepentingan pengguna sepeda. Terlebih, menurut dia sejarah panjang sepeda di bumi Yogyakarta mau tidak mau atau suka tidak suka tak bisa begitu saja dikesampingkan.

"Kita di Yogya tahu bahwa transportasi salah satu dimulai dari sepeda dan di negara-negara maju pun sampai sekarang meskipun jaman sudah serba cepat tetap mendapatkan ruang khusus. Kami pegiat sepeda masih punya harapan agar pemerintah mengarahkan kebijakan untuk memberi ruang bagi sepeda," pungkasnya. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB