YOGYA (KRjogja.com) Â - Totalitas siap dihadirkan Ki Enthus Susmono saat tampil di Halaman Percetakan PT BP Kedaulatan Rakyat Kalitirto Berbah Sleman, Sabtu (15/10) malam ini. Pergelaran wayang dalam rangkaian HUT ke-71 SKH Kedaulatan Rakyat menampilkan lakon 'Dursasana Jambak'.Â
Kendati lakon tersebut cukup menegangkan, karena bagian akhir Perang Baratayuda, namun dalang kondang yang juga Bupati Tegal itu akan menghadirkan garap sanggit yang memikat. Selain itu juga akan menyajikan garap iringan ciamik agar pementasan makin meriah. "Meski garap tapi tidak mengurangi esensi cerita. Tetap ada unsur tuntunan dalam balutan tontonan," ucap Ki Enthus, Jumat (14/10/2016).
Lakon 'Dursasana Jambak' yang mengisahkan ikhwal kematian keluarga Kurawa, Raden Dursasana, menurut Enthus penuh pesan yang penting diketahui masyarakat. Bagaimana seseorang yang bertindak bukan di jalan yang benar akan menemui halangan dan rintangan dalam kehidupannya. Selain itu perbuatan yang dilandasi rasa ketidakikhlasan pada akhirnya justru membawa kerugian pada diri sendiri. Sebab ketika rasa tidak ikhlas itu muncul, akan terbawa terus selama hidup.
Hal itulah yang dilakukan Dursasana semasa hidup bersama Keluarga Kurawa yang selalu bertindak menyimpang dari norma dan aturan. Bahkan dalam Perang Baratayuda, ia masih saja berbuat onar tanpa mempedulikan orang lain.
Korbannya adalah Sarka dan Tarka yang harus kehilangan nyawa karena dibunuh Dursasana untuk persembahan tawur perang dahsyat tersebut. Padahal saat itu dua orang yang merupakan penjaga sungai tersebut tidak ikhlas akan kematiannya.
Akhirnya Sarka dan Tarka bisa membalas rasa sakit hati kematiannya pada Dursasana dengan memegang kakinya hingga Werkudara bisa menjambak rambutnya untuk kemudian menghajar Dursasana sampai menemui ajal. Kematian Dursasana yang semestinya mendapat simpati dan rasa haru justru disambut kepuasan Begawan Abiyasa dan Kunthi karena keduanya bisa menuntaskan hajat setelah lama dipermalukan Dursasana. (R-7/Cil)