yogyakarta

Gudeg Kalengan Kian Digemari

Kamis, 14 Juli 2016 | 14:07 WIB

YOGYA (KRJogja.com) - Saat ini, menikmati gudeg tidak hanya dibungkus dengan besek dan kendil, tetapi juga dengan kaleng. Musim libur lebaran seperti saat ini permintaan akan gudeg kaleng meningkat dibanding hari biasa.

Gudeg Kaleng Bu Lies menjadi primadona baru bagi penyuka makanan khas Yogyakarta itu. Bagaimana tidak, dengan masa keawetan hingga 1 tahun, gudeg kaleng ini menjadi pilihan bagi pembeli dari luar kota yang ingin merasakan gudeg tanpa takut basi. Ini berbeda dengan jangka waktu keawetan gudeg dengan bungkusan besek dan kendil yang hanya tahan kurang dari 24 jam.

Terbukti, dalam satu hari selama libur Idul Fitri, gudeg kaleng Bu Lies mampu terjual hingga 500 kaleng. "Bahkan, kami harus menolak pesanan gudeg kaleng setelah mencapai angka 500," ujar Elies Dyah Dharmawati, pemilik warung makan Gudeg Bu Lies saat ditemui KRJogja.com di Wijilan pada Rabu (13/7/2016).

Penolakan tersebut berdasarkan masa karantina gudeg yang telah dimasukkan dalam kaleng. Maksudnya, gudeg kaleng tersebut harus ditunggu hingga 3-7 hari setelah masa pengalengan agar mengembang sempurna. Jika tidak, maka produk-produk yang sudah dikemas dapat rusak. Padahal, dalam sehari, gudeg kaleng Bu Lies hanya diproduksi sekitar 500 kaleng saja.

"Kalau rusak, pembeli nanti komplain dan nama kami jelek dong ha ha," tutur perempuan yang akrab disapa Bu Lies itu sembari tertawa. Efisiensi gudeg kaleng memang menjadi keutamaannya. Tidak heran, gudeg ini dapat dijual hingga luar negeri.

"Dalam waktu dekat, gudeg kaleng ini akan terkirim ke Amerika dan Belanda," tukas Bu Lies. Pada dasarnya, gudeg kaleng Bu Lies tidak berbeda jauh dengan gudeg lainnya. Isinya sama, ada gudeg, krecek, tahu, tempe, telur dan ayam. Satu kaleng memiliki berat 300 gram dan dapat dinikmati oleh dua orang. Elies kemudian menambahkan varian-varian lain seperti kaleng khusus Krecek, Ayam Gudeg dan Gudeg Mercon. Harga satu kaleng mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 35.000.

Elies juga melansir penjualan gudeg kaleng selama Lebaran tahun 2016 ini meningkat. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena semakin banyak orang tahu tentang inovasi gudeg kalengan ini. "Kami banyak melakukan promosi via internet dan juga sistem dijual kembali," ungkapnya.

Efisiensi itu juga dirasakan oleh Suci Purwaningsih (28), warga sekitar Wijilan. Ia membeli 6 kaleng gudeg Bu Lies untuk dikirimkan ke Jakarta sebagai bentuk oleh-oleh gudeg khas Yogyakarta. "Gudeg kaleng memang lebih tahan lama, ga khawatir basi," ujarnya sembari mengecek ulang pesanan yang telah diberikan pramusaji. (Ardhike Indah)

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB