yogyakarta

Jangan Hilangkan Keistimewaan Yogyakarta

Selasa, 2 Juni 2015 | 14:06 WIB

DUA gadis desa yang polos, sederhana namun memiliki wajah cantik kaget ketika datang ke Kota Yogyakarta. Kota yang dulu dikenalnya ramah, berhati nyaman dan mengesankan keadiluhungannya sudah berubah menjadi kota metropolitan. Gedung-gedung pencakar langit menghiasi di tiap sudut kota.

Kultur masyarakatnya juga sudah jauh berubah. Gaya hidup hedonis yang menonjolkan kemewahan ditunjukkan sebagian besar masyarakatnya. Budaya yang yang adiluhung itu sudah rusak oleh gempuran globalisasi yang

dahsyat. Hingga akhirnya dua gadis desa tersebut juga tanpa sadar larut dalam gaya hidup tersebut.

Demikian pesan singkat yang ingin disampaikan dalam Drama Musikal 'JOGJAPOLITAN: Wonten Cariyos Ing Ngayogyakarta' yang dihadirkan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSM UAJY) di

Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Senin (01/06/2015) malam. Konser Akbar melibatkan tiga generasi PSM UAJY ini juga dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-50 UAJY.

"Bahwa Yogya yang dulu nyaman, kini sudah dipenuhi gangguan. Boleh membangun Yogya, tapi jangan sampai menghilangkan kultur dan ciri khas Yogya agar Jogja tetap Istimewa. Ngono yo ngono ning ojo ngono

,"

tegas Wakil Rektor II UAJY Andre Purwa Nugraha yang juga pembina PSM UAJY serta pengurus Ikatan Alumni Paduan Suara Mahasiswa (Ikapasma) UAJY . (M-5)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB