yogyakarta

Sumbu Filosofi Jadi Warisan Budaya Dunia, Pelaku Jasa Wisata Buat Paket Pendukung

Senin, 9 Oktober 2023 | 18:59 WIB
Suasana Panggung Krapyak yang merupakan salah satu atribut Sumbu Filosofi. (Foto Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Penetapan Sumbu Filosofi menjadi Warisan Budaya Dunia berdampak ke banyak sektor, termasuk pariwisata. Dengan predikat tersebut, para pelaku jasa pariwisata mulai menyiapkan paket maupun produk wisata pendukung Sumbu Filosofi.

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto, dampak positif Sumbu Filosofi bagi industri pariwisata secara konkret bisa dirasakan pada 2024 mendatang. "Kalau tahun ini segera gercep mempersiapkan produk pendukung Sumbu Filosofi dan promosi secara terstruktur, seharusnya high season tahun depan 2024 pasti ada progres impact dari hal ini," kata Bobby.

Dengan Sumbu Filosofi menjadi Warisan Budaya Dunia, maka masyarakat nasional maupun internasional akan semakin mengenal Jogja. Wisatawan mancanegara akan semakin berkeinginan untuk melihat Sumbu Filosofi.

Baca Juga: GSP Dukung Sumbu Filosofi Yogyakarta & Pariwisata Berkualitas

"Namun semua kembali ke kesiapan stakeholder pariwisata DIY dalam menyikapi dan mempersiapkan diri menjadi tuan rumah yang bertanggung jawab dengan aset world class heritage seperti Sumbu Filosofi ini," katanya.

Persiapan yang dilakukan GIPI yakni memastikan ekosistem pariwisata Jogja yang bertanggung jawab. Baik dari sisi kelembagaan, produk, layanan, dan promosi. "Serta sumber daya manusia pariwisata yang benar-benar siap dan kompeten sesuai dengan ekspektasi wisatawan," kata Bobby.

Baca Juga: Sumbu Filosofi Yogya Jadi Warisan Dunia, Pemda dan Masyarakat Berperan Melestarikan

Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengatakan tujuan pengajuan Sumbu Filosofi tidak hanya sampai pada tahap penetapan saja, melainkan harus pula menjaga keberlangsungan dan dampaknya terhadap masyarakat Jogja. "Ke depan soal mempertahankan dan bagaimana ini menjadi daya tarik bagi warga dunia. Follow up yang paling penting selanjutnya tentu mengabarkan bahwa Sumbu Filosofi sudah jadi warisan budaya dunia," katanya.

Menurut Huda, imbas ke sektor pariwisata dari ditetapkannya Sumbu Filosofi jadi warisan budaya dunia perlahan-lahan akan meningkatkan derajat hidup masyarakat Jogja yang 68 persen di antaranya bergantung pada sektor wisata. "Jelas kami yakin akan semakin menambah kunjungan wisman ke Jogja untuk melihat seperti apa warisan budaya dunia yang ditetapkan Unesco," kata Huda.

Baca Juga: Pelaku Wisata Yogya Dorong Pemerintah Daerah Tingkatkan ‘Nginep Suwe’

Sebagai informasi, Sumbu Filosofi merupakan tata kota yang terbentuk sejak awal pembangunan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sekitar tahun 1755. Sri Sultan HB I membuat tata kota beserta atributnya dengan makna masing-masing.

Filosofi dari Panggung Krapyak ke Utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi). Sebaliknya dari Tugu Pal Putih ke arah Selatan merupakan perjalanan manusia menghadap sang pencipta (paraning dumadi).

Peletakan unsur sosial masyarakat, termasuk juga bangunan mengandung makna-makna tersendiri. Contohnya, penempatan Kompleks Kepatihan dan Pasar Beringharjo melambangkan godaan duniawi dan godaan syahwat manusia yang harus dihindari, terutama dalam perjalanan manusia kembali ke pencipta. (Jon)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB