Krjogja.com - YOGYA - Rencana pembacaan 200 fiksi mini yang termuat dalam antologi 'Morse' memperingati Hari Sumpah Pemuda di Museum Sandi Negara, Yogyakarta, Sabtu (28/10/2023) tidak sesuai harapan.
Kegiatan yang digelar Komunitas Perempuan Bertutur bekerja sama dengan Museum Sandi tersebut membuka kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa untuk mendaftarkan diri pada awal hingga 15 Oktober dengan target 100 pembaca.
"Namun panitia tidak bisa menolak ketika sebelum penutupan ada 191 pelajar dan mahasiswa yang mendaftar," kata Sri Yuliati Mukhamad, salah satu penggerak Komunitas Perempuan Bertutur dan panitia kegiatan ini.
Baca Juga: Mahasiswa dan Pelajar di Yogya Gelar Deklarasi Suara Pemuda Untuk Indonesia Emas 2045
Dan Sabtu siang yang panas itu, 191 orang mulai siswa SD hingga mahasiswa baik dari kota maupun pelosok desa, membacakan fiksi mini. Dengan kemampuan berbeda, mereka berekspresi.
Mulai yang biasa-biasa saja hingga yang terlatih. Pembacaan dibagi pada tiga lokasi. Ada yang di halaman terbuka sehingga terasa teriknya sinar matahari, ada pula di dua tempat setengah terbuka.
Baca Juga: Perpusnas Luncurkan Penguatan Literasi Keluarga Berbasis Mobile
Yuliati menyebutkan, 'Morse: Merangkai Aksara Mengurai Sandi-sandi Kehidupan' merupakan buku ketiga yang diterbitkan Komunitas Perempuan Bertutur dan diluncurkan di tempat yang sama pada 29 Juli 2023. Buku ini berisi 200 fiksi mini karya 40 perempuan penulis.
Digelarnya pembacaan karya-karya fiksi mini yang masing-masing tak lebih dari 250 kata ini, tutur Yuliati, tak lepas dari harapan agar lebih bermakna.
"Agar karya sastra (ini) tidak hanya berakhir dibaca dalam kamar saja tetapi diekspresikan sebagai pertunjukan," katanya. (Ewp)