KRjogja.com - Kisah dan ramalan Jayabaya, seorang raja bijaksana dari Kadiri, terus memukau pikiran banyak orang, menarik minat karena ketepatan ramalannya yang memengaruhi sejarah dan masa depan Nusantara.
Diambil dari sumber sejarah Jawa seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa, ramalannya tetap relevan hingga kini.
Ramalan Jayabaya, tertulis ratusan tahun lalu, meramalkan keadaan Nusantara di masa yang akan datang dengan ketepatan yang mengagumkan.
Salah satu ramalannya menggambarkan masa penuh bencana yang mengguncang alam, dengan gunung meletus, bumi berguncang, dan banjir melanda. Ini mirip dengan peristiwa bencana yang tercatat dalam sejarah.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya, Gunung Slamet Bakal Meletus dan Membelah Pulau Jawa
Sebuah bagian dari ramalan Jayabaya juga menceritakan kedatangan bangsa asing dengan kulit pucat membawa senjata yang dapat membunuh dari jarak jauh, yang bisa diinterpretasikan sebagai masa penjajahan oleh bangsa Barat. Hal ini mirip dengan datangnya penjajah pada zaman dahulu yang membawa senjata api.
Selain itu, ramalan ini juga menyebutkan tentang datangnya zaman yang dipenuhi dengan perubahan besar dalam teknologi transportasi.
"Kreto mlaku tampo jaran" dan "Prau mlaku ing nduwur awang-awang" diartikan sebagai kemunculan mobil dan pesawat terbang, sesuatu yang relevan dengan zaman sekarang.
Masa depan juga digambarkan dalam ramalan ini, menyiratkan adanya fenomena alam yang tidak biasa, seperti gempa yang terjadi tujuh kali sehari, tanah yang pecah merekah, serta datangnya musim hujan yang tidak tepat waktu, yang bisa diinterpretasikan sebagai perubahan iklim global.
Ramalan-ramalan Jayabaya, meskipun ditulis dalam konteks sejarah dan mitologi, terus menjadi topik diskusi dan kajian. Banyak yang terkesima dengan ketepatannya dalam meramalkan peristiwa yang terjadi di masa kini, mengundang tafsir dan interpretasi yang beragam.
Meskipun demikian, kehadiran ramalan ini terus menarik minat dan rasa ingin tahu banyak orang tentang bagaimana sejarah masa lalu memengaruhi masa depan yang terus berkembang. (*)