yogyakarta

Hoshizora Foundation dan Komunitas Aranck Project Adakan Kegiatan Nobar bersama Anak-anak Penerima Beasiswa se DIY

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:10 WIB

Krjogja.com - YOGYA - Hoshizora Foundation mengajak puluhan Adik Bintang (penerima program beasiswa Mimpi Anak Negeri) dari seluruh DIY untuk menonton film pendek karya anak bangsa, yaitu Komunitas 'Aranck Project'. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (21/01/2024) di Aula Pemda II Bantul ini merupakan bagian dari program kerja Divisi Komunikasi Hoshizora Foundation, yaitu program 'community visit' untuk mempertemukan para Adik Bintang dengan berbagai macam komunitas kreatif di Yogyakarta.

“Saat pertama kali membaca surat dari Adik Bintang di website Hoshizora, ada Adik Bintang saya yang menyukai media. Dari situ saya berpikir akan sangat menarik bila saya menayangkan film-film buatan saya sebagai medium belajar untuk ditonton anak-anak yang mungkin akses menontonnya belum banyak seperti di kota,” ujar Praditha Blifa, Kakak Bintang (donatur beasiswa) sekaligus salah satu founder di Komunitas Aranck Project saat diwawancarai oleh tim Hoshizora Foundation selepas acara.

Rangkaian kegiatan ini terdiri dari tiga sesi utama, yaitu sesi menonton film bersama, sesi bedah film dan diskusi, serta sesi fun games. Pada sesi pertama, Komunitas Aranck Project memutar tiga film pendek berjudul 'Ibu Ora Sare', 'Kala Nanti' dan 'Gumregan'.

Ibu Ora Sare merupakan film karya Gin Teguh yang bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Gogor. Dalam rangka memperingati Hari Ayah, Gogor mendapatkan tugas sekolah untuk menuliskan cerita pendek tentang ayahnya. Sayangnya, Gogor tidak banyak mengenal sosok ayahnya karena setiap hari ia hanya tinggal berdua bersama ibunya.

Lalu film kedua berjudul 'Kala Nanti', yaitu film karya Praditha Blifa yang bercerita tentang dua orang sahabat tunanetra bernama Yanti dan Sri yang tinggal di sebuah asrama. Pada suatu hari, Yanti membawa kabar mengejutkan karena ia akan merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sri sangat sedih mengetahui hal tersebut, namun Yanti terus meyakinkan Sri dan memotivasinya.

Film terakhir, yaitu 'Gumregan' menceritakan tentang Thole, seorang anak laki-laki penyayang binatang yang mencoba untuk membebaskan hewan-hewan peliharaan di desanya. Salah satu misinya adalah membebaskan Poniran, sapi peliharan milik Mbah Min. Ketiga film pendek ini berhasil memukau para Adik Bintang dan memantik mereka berdiskusi di sesi bedah film.

“Jangan pernah takut dan harus terus mencoba walaupun mengalami kegagalan, karena saat ini industri film sedang berkembang di Indonesia dan peluang sangat besar, apalagi di Yogyakarta. Jadi, untuk Adik Bintang yang senang menulis atau ingin terjun ke dunia kreatif harus terus mencari kesempatan untuk mencoba hal-hal tersebut,” ujar Praditha memberikan pesan untuk para Adik Bintang.

Setelah menonton film dan berdiskusi bersama, kegiatan dilanjutkan dengan sesi fun games, yaitu Film Olympics. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok memilih salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi kapten. Dalam permainan ini, ada tiga pos permainan, yaitu Trivia Zone, Charades Corner dan Hot Seat. Semua kelompok wajib berpindah pos setiap kali peluit berbunyi.

Di pos pertama atau Trivia Zone, para pemain akan dihadapkan oleh sederet pertanyaan mengenai istilah-istilah di bidang perfilman. Anggota kelompok wajib menjawab pertanyaan sebanyak-banyaknya selama waktu belum habis.

Di pos kedua atau Charades Corner, kapten kelompok akan diminta untuk memperagakan karakter dari tiga film yang sebelumnya telah ditonton bersama dan anggota kelompok lainnya bertugas untuk menebak nama karakter atau tokoh tersebut.

Pada pos permainan terakhir, yaitu Hot Seat, kapten kelompok harus duduk di sebuah kursi dan anggota lainnya bergantian memberikan satu kata kepada kapten sebagai clue untuk menggambarkan karakter. Kapten harus menebak nama tokoh berdasarkan setiap clue yang diberikan oleh para anggotanya.

“Senang sekali bisa menambah ilmu dan bekal persiapan PKL dan di jurusanku sendiri, yaitu DKV. Aku semakin mantap mempersiapkan masa depan,” ujar Hanifah, Adik Bintang asal Bantul saat ditanyai mengenai kesan mengikuti acara ini.

Hoshizora Foundation berharap kegiatan 'Nonton Film bareng Adik Bintang' mampu menjadi wadah bagi adik-adik penerima beasiswa di Hoshizora Foundation untuk belajar tentang dunia perfilman bersama para pegiat film di komunitas. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk memperluas potensi kolaborasi dengan komunitas maupun pihak-pihak yang ingin turut serta mendukung pendidikan anak-anak Indonesia.

“Semoga Adik Bintang bisa mengambil nilai dari film ini dan bisa direfleksikan kembali ke dalam hidup mereka. Senang sekali bisa diberi kesempatan oleh Hoshizora Foundation untuk ikut dalam kegiatan community visit ini,” pungkas Praditha pada akhir wawancara. (*-3)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB