yogyakarta

Yogyakarta Tempat Menyiapkan Calon Pemimpin Bangsa

Kamis, 25 Januari 2024 | 05:19 WIB
H Idham Samawi, Sutirman Eka Ardhana, dan Indro Suprobo (moderato) pada Bincang Yogya, Bincang Indonesia.(foto: Effy Widjono Putro)


KRjogja.com - YOGYA - Yogyakarta memiliki kontribusi sangat besar terhadap Indonesia terutama untuk mendukung kemerdekaan. Yang paling jelas, begitu Indonesia menyatakan diri merdeka, Sri Sultan Hamengku Buwono IX langsung merelakan kekayaan Kraton Yogyakarta dalam bentuk mata uang Gulden dan kemudian menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota negara.

Hal tersebut dikatakan anggota DPR RI asal DIY, H Idham Samawi, saat menjadi pembicara pada Bincang Yogya, Bincang Indonesia sekaligus Peluncuran Buku 'Yogyaku, Yogya Kita, Indonesia Kita' di Museum Sandi, Kotabaru, Yogyakarta, Rabu (24/1/2024). Acara digelar Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) bekerja sama dengan Sastra Bulan Purnama. Selain Idham, juga menampilkan pembicara Sutirman Eka Ardhana (wartawan dan penyair) dengan moderator Indro Suprobo.

Setelah menjadi ibukota Republik Indonesia, rangkaian sejarah tercatat di Yogyakarta. Idham menyebut, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta. Sebagai kota pendidikan, kota ini juga menyiapkan calon pemimpin-pemimpin bangsa.

Baca Juga: Ibnu Mahmud Ajak Warga Muhammadiyah Jaga Saham NKRI, Ingatkan Persatuan di Momen Pemilu

"Kota mana di Indonesia yang mahasiswanya datang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote?" tanya Idham seraya menyebutkan beberapa tokoh nasional yang pernah belajar dan meniti karier di Yogyakarta.

Menurut Idham. Yogyakarta juga berkontribusi besar dalam potensi pengelolaan kebinekaan bangsa. Yang dihadapi bangsa sekarang, konstruksi perpecahan. DIY merupakan satu-satunya daerah yang memiliki Perda tentang pembelajaran wajib kebangsaan dan Pancasila di semua jenjang pendidikan meski masih kurang sosialisasi.

Tentang 'Yogyaku, Yogya Kita, Indonesia Kita', menurut Sutirman Eka Ardhana yang juga berkontribusi dengan tulisannya, merupakan buku yang tertunda diterbitkan dari rencana tahun 2022. Rencana buku berisi tulisan tentang apa saja yang ada di Kota Yogyakarta, direncanakan 25 penulis. Tapi pada saat terwujud hanya berisi 19 penulis. Para penulis yang berlatar belakang wartawan (senior), tidak seperti saat masih aktif dengan menulis 'straight news'.

"Berbeda menulis esai atau feature yang butuh perenungan," kata Sutirman.

Baca Juga: Lewat Lagu Ikhlaske, Puput Apriliani Kirim Pesan untuk Mantan

Meski demikian, para wartawan ini tetap semangat menulis, semangat menjaga Yogya, menjaga Indonesia. Untuk melakukan kegiatan termasuk menerbitkan buku lagi, Sutirman mengajak PWS bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Museum Sandi yang menjadi tempat berlangsungnya acara.

Menanggapi harapan Sutirman, Idham mengingatkan PWS untuk menjajaki kemungkinan memanfaatkan Dana Keistimewaan (Danais) melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. (Ewp)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB