Krjogja.com - SLEMAN - Bencana tidak pernah tahu kapan persis terjadinya. Untuk itu perlu penguatan kapasitas terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bagi sekolah. "Tak jarang bencana terjadi saat jam sekolah berlangsung.
Tentu perlu antisipasi sejak dini agar memastikan semua warga sekolah selamat," kata Prof Dr Ir Zahrul Mufrodi MT, Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di SMK Muhammadiyah 2 Sleman, Sabtu (10/02/2024).
Dijelaskan Zahrul Mufrodi, Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah dapat terealisasi melalui 3 pilar, yakni pertama, fasilitas belajar yang lebih aman. Kedua, manajemen Penanggulangan Bencana (PB) dan kesinambungan pendidikan. Ketiga, pendidikan pengurangan risiko dan resiliensi. "Resiliensi dapat dimaknai kemampuan beradaptasi, mengatasi, bangkit, pulih dalam situasi bencana," ucapnya.
Sedangkan Dholina Inang Pambudi menyebutkan, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat UAD direalisasikan bersama anggota tim Afan Kurniawan ST MT, Dholina Inang Pambudi MPd, Oktomi Wijaya SKM MSc melakukan ikhtiar bersama menyelamatkan sesama dan semesta di tengah ancaman bencana melalui penguatan kapasitas sekolah Muhammadiyah/Aisyiyah di Kapanewon Sleman menuju Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Dijelaskan Dholina Inang Pambudi, kegiatan ini diikuti 50 peserta merupakan perwakilan guru dari 18 sekolah yang berasal dari TK ABA dan PAUD, SD dan MI, SMP, SMA dan SMK, Majelis Dikdasmen, MPKU, LLHPB PCA Sleman. Selain itu, perwakilan PCM dan PCA Sleman.
"Semua peserta antusias mengikuti kegiatan ini karena merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Harapannya peserta kemudian dapat melakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) agar seluruh sekolah yang terlibat dapat mengimplementasikan Satuan Pendidikan Aman Bencana," ujarnya.
Pada acara tersebut juga disampaikan terkait deteksi dan pencegahan terjadinya kecelakaan yang memungkinkan terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. (Jay).