KRjogja.com - YOGYA - Partisipasi rakyat dalam semua tahap pembangunan, perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban hingga menggiatkan ekonomi gotong royong perlu ditingkatkan di DIY. Kedua strategi tersebut perlu diwujudkan sebagai upaya untuk meminimalisir potensi konflik khususnya dalam bidang ekonomi.
Demikian ditegaskan Pengamat Ekonomi Kerakyatan UGM Revrisond Baswir yang akrab disapa Sony dalam Rapat Kerja Rencana Aksi Ketahanan Ekonomi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY, Kamis (15/2/2024) lalu. Raker bertema Kolaborasi Aksi Membangun DIY yang Berdaya sebagai Langkah Antisipasi Potensi Konflik Berbasis Ekonomi dibuka Kepala Bidang Ketahanan Sosial, Budaya dan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY Marcellinus Sukarno.
"Strategi berikutnya mendorong pelaksanaan desentralisasi ekonomi dan sistem penganggaran partisipatif hingga ke tingkat desa. Mendorong pembentukan badan-badan usaha yang bercorak kolektif seperti koperasi dan BUMN/BUMD/BUMDes," papar Sony.
Baca Juga: Delapan Nama Ini Berpeluang Jadi Wakil DIY di DPR RI, Ada Mantan Istri Prabowo Subianto
Pakar Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM tersebut menjelaskan strategi selanjutnya menciptakan kondisi lapangan kerja penuh dengan upah yang layak. Strategi terakhir mengembangkan sistem jaminan sosial untuk menyantuni fakir miskin dan anak-anak terlantar,.
Ketua Umum DPN Association Bussines Development Services Indonesia (ABDSI) Cahyadi Joko Sukmono menambahkan perlu merealisasikan kolaborasi ketahanan ekonomi daerah, termasuk di DIY. Ketahanan ekonomi terdiri dari dimensi ekonomi dengan indikator keragaman produksi masyarakat, tersedia pusat pelayanan perdagangan, akses logistik, akses lembaga keuangan dan perkreditan, lembaga ekonomi dan keterbukaan wilayah.
"Adapula ketahanan sosial dengan dimensi modal sosial, kesehatan, pendidikan dan pemukiman. Selain itu, ketahanan ekologi yang terdiri dari dimensi ekologi dengan indikator kualitas lingkungan dan potensi rawan bencana dan tanggap bencana," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan perekonomian DIY tumbuh 4,86 persen (yoy). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I hingga triwulan IV tahun 2023 dibandingkan triwulan I hingga IV tahun 2022 tumbuh 5,07 persen (ctc). Pertumbuhan industri pengolahan menguat, pertanian tumbuh positif namun melambat, penyediaan akomodasi dan makan minum masih cukup tinggi namun melambat dibandingkan 2022.
Baca Juga: Duh! Ganjar-Mahfud Posisi Buncit, Bambang Pacul Dikabarkan Masuk Rumah Sakit
"Pada 2023 (ctc), penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,/9%. Data-data pertumbuhan ekonomi DIY tersebut bisa digunakan sebagai bahan analisis kondisi ketahanan ekonomi daerah," imbuh Herum.
Kepala Balai Penelitian, Pengembangan dan Statistik Daerah (BPPSD) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Taurina Nugrahani yang disapa Hani mengungkap ditengah kondisi perekonomian global yang masih ada ketidakpastian, aksi Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia merupakan bagian dari strategi yang dapat dilakukan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan sisi konsumsi domestik.
Baca Juga: Artis Alice Norin Mengabarkan Diri Kena Kanker Sarkoma, Konon Harus Angkat Rahim
"Pemda DIY telah memiliki ragam acara dan festival yang dapat mendorong geliat ekonomi lokal, untuk mendapatkan dampak yang optimal, akan dilakukan kolaborasi lintas sektor agar gaung dari setiap acara yang dibuat benar-benar luas jangkauannya," pungkas Hani. (Ira)