yogyakarta

Warga Bertopeng Megawati hingga Surya Paloh, Datangi DPRD DIY, Minta Teruskan Aspirasi Hak Angket

Senin, 26 Februari 2024 | 19:15 WIB
Garda menggunakan topeng tokoh nasional saat sampaikan aspirasi ke DPRD DIY (Harminanto)



Krjogja.com - YOGYA - Warga DIY yang mengatasnamakan diri Gerakan Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan (Garda) mendatangi DPRD DIY, Senin (26/2/2024).

Mereka meminta wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi hak angket pada DPR RI di Jakarta.

Dalam momen tersebut, Garda membawa serta topeng-topeng tokoh nasional seperti Surya Paloh, Cak Imin hingga Megawati Soekarnoputri.

Mereka sempat melakukan teatrikal, berdiri dan seolah menyatakan setuju terkait hak angket DPR.

Imam Syafii, Perwakilan Garda mengatakan pihaknya sengaja menitipkan aspirasi terkait hak angket pada DPRD DIY.

Hak angket menurut dia harus dilakukan karena melihat berbagai hal negatif pada proses pemilu 2024.

"Kami melihat bahwa ada kecurangan pemilu, lalu penyalahgunaan kekuasaan sampai politisasi bantuan sosial. Kami sampaikan aspirasi sesuai konstitusi melalui DPRD DIY untuk diteruskan ke DPR RI," ungkapnya.

Garda menurut Imam sengaja menempuh jalur parlemen untuk menyampaikan aspirasi sebagai upaya penyampaian sesuai konstitusi.

"Kami hindari gerakan massa lebih masif, kami sampaikan lewat dewan. Secara konstitusi Garda menyampaikan tuntutan hak angket lewat sini," tegasnya.

Hak angket dinilai harus diambil karena Garda melihat penyelewengan anggaran Pemilu yang begitu besar.

Kecurangan yang masif menurut mereka harus diusut agar rakyat mengetahui kebenaran seharusnya.

"Anggaran pemilu begitu besar, kalau banyak pelanggaran maka DPR wajib menggunakan haknya. Dari hak angket hasilnya menguak apa yang jadi pertanyaan kami apakah anggaran digunakan untuk sengaja memenangkan paslon tertentu. Ini yang harus dikuak," tandasnya.

Sementara, Ketua DPRD DIY, Nuryadi, mengaku siap membawa aspirasi warga DIY ke Jakarta terkait hak angket.

Warga yang menemukan hal tak logis terkait pemilu harus mendapatkan fasilitasi untuk  memperjuangkam aspirasi.

"Aspirasi ini kami teruskan ke pusat karena ini keinginan warga Jogja. Aspirasi kita wakili dan kami sampaikan ke Jakarta. Mereka menemukan hal tidak logis, satu-satunya yang dipercaya lembaga dewan ini ketika hukum tak lagi dipercaya. Kalau dewan tidak jalan, rakyat mau percaya siapa lagi," pungkas Nuryadi. (Fxh)


Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB