yogyakarta

Meski Turun, Tak Ada Harga Gabah Petani DIY di Bawah HPP

Minggu, 14 April 2024 | 13:51 WIB
Petani menjemur stok gabah dari musim panen lalu. (foto:Abdul Alim)


KRjogja.com - YOGYA - Harga produsen gabah di tingkat petani DIY pada Maret 2024 untuk kualitas Gabah Kering Giling (GKG) sebesar Rp 7.700,per kg turun 8,59 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp 8.423,81 per kg. Pada kualitas Gabah Kering Panen (GKP) turun sebesar 9,29 persen, dari Rp 7.268,97 per kg menjadi 6.593,55 per kg pada Maret 2024.

Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan survei harga produsen gabah selama Maret 2024 mencakup 87 observasi, rinciannya kualitas Gabah GKG sebanyak 25 observasi atau 28,74 persen dan GKP sebanyak 62 observasi atau 71,26 persen. Berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tingkat penggilingan, dari 87 observasi gabah kualitas GKG dan GKP tersebut, tidak terdapat harga gabah yang dibawah HPP.

" Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp8.500.per kg dengan varietas Cianjur terdapat di Kabupaten Sleman. Harga tertinggi di tingkat petani untuk gabah kualitas GKP senilai Rp7.000 per kg dengan varietas Inpari terdapat di Kabupaten Bantul," katanya di Yogyakarta, Minggu (14/04/2024).

Baca Juga: Pemberlakukan One Way, Pemprov Jateng Terus Lakukan Pemantauan

Herum menjelaskan harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp6.000 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang terdapat di Kabupaten Kulonprogo. Selama Maret 2024, rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp7.700 per kg, turun 8,59 persen, dan di tingkat penggilingan Rp7.790 per kg, turun 8,53 persen.

"Rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp6.593,55 per kg, turun 9,29 persen, dan di tingkat penggilingan Rp6.647,58 per kg, turun 9,22 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga gabah luar kualitas pada periode ini tidak ada karena tidak terdapat gabah luar kualitas pada seluruh unit observasi," ungkapnya.

Lebih lanjut Herum mengaku gabah berdasarkan varietas yang dihasilkan dan dijual petani pada Maret 2024, varietas Inpari sebesar 41,38 persen, IR-64 sebesqr 22,99 persen, Ciherang sebesar 9,20 persen, Situ Bagendit dan Suppadi masing-masing 5,75 persen. Mekongga 4,60 persen, Mapan 3,45 persen, Pepe 2,30 persen, Cianjur, Cimalaya, Memberamo, dan Sunggal masing-masing 1,15 persen," terang Herum.

Pemilihan varietas padi yang ditanam petani biasanya berdasarkan produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit, harga jual gabah yang tinggi, tekstur dan rasa beras yang dihasilkan. Varietas gabah yang dijual petani terbanyak adalah Inpari sebanyak 36 observasi, IR-64 sebanyak 20 observasi, Ciherang 8 observasi, Situ Bagendit dan Suppadi 5 observasi, Mekongga 4 observasi dan varietas lainnya 9 observasi.

Baca Juga: Menhub Pantau Kelancaran Arus Balik Lebaran dari Jawa Tengah ke Jawa Barat

" Rata-rata kadar air GKG.sebesar 12,10 persen dan GKP sebesar 22,87 persen. Sedangkan rata-rata kadar hampa GKG pada Maret 2024 sebesar 7,71 persen. dan GKP 5,83 persen," pungkas Herum. (Ira)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB