Krjogja.com - YOGYA - Pawai Alegoris Harmoni Jogja yang dihelat Pemerintah Kota Yogyakarta sukses terselenggara di kawasan Kotagede, Sabtu (8/6/2024). Pawai dengan tema Harmoni di Mataram Kuno mampu mengenalkan lebih dekat potensi luar biasa baik budaya, objek wisata juga kuliner di kawasan bekas kerajaan Mataram Lama menyedot perhatian ribuan wisatawan yang datang ke Kotagede.
Pawai yang membelah kawasan Kotagede mendapat ribuan wisatawan dan masyarakat yang penasaran ingin menyaksikan lebih dekat. Kotagede selama ini dikenal sebagai sentra kerajinan perak juga makam raja-raja Mataram Islam, ternyata memiliki beragam hal menarik lainnya untuk dieksplore.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan ada berbagai kuliner menarik masa lampau yang bisa dijajal di kawasan Kotagede seperti Kembang Waru, Kipo dan Ukel. Makanan-makanan tersebut sudah ada sejak masa terdahulu dan masih bisa dirasakan langsung wisatawan.
“Produk ekonomi kreatif di Kotagede seperti kuliner roti kembang waru, kipo, dan ukel menjadi salah satu daya tarik yang memiliki nilai autentik dan kelokalan khas Mataram. Ini yang juga kami kenalkan dalam Pawai Alegori di Kotagede,” ungkapnya di sela acara.
Wahyu menambahkan secara keseluruhan ada sepuluh situs bersejarah yang dinarasikan dalam atraksi seni pawai. Seluruhnya merujuk pada kebesaran Kotagede sebagai ibukota Kerajaan Mataram di masa lampau.
Ada Situs Beteng Cepuri/Bokong Semar, Situs Padas Temanten, Situs Watu Gajah, Situs Nogobondo dan Situs Beteng Peleman yang tampil hari ini. Ada juga Situs Watu Gilang, Situs Sumur Retno Dumilah, Situs Sendang Selirang juga Situs Watu Gatheng. Semuanya ditampilkan dengan kekhasan masing-masing," lanjutnya.
Wahyu juga menyampaikan, Pawai Alegoris Harmoni di Mataram Kuno ingin menampilkan kreasi budaya dari masyarakat sekaligus memperkenalkan objek wisata di Kota Yogyakarta bagian selatan. Berbagai destinasi yang ditampilkan dalam bentuk pawai budaya, diharapkan bisa menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung.
“Jadi acara ini tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan kreasi budaya masyarakat. Tetapi juga sebagai sarana promosi objek wisata di Yogyakarta, terutama sektor selatan,” ungkapnya lagi.
Dalam pawai, berbagai atraksi seni dan budaya ditampilkan lewat visualisasi simbolik. Pawai memberikan informasi yang berkaitan dengan destinasi wisata di Yogyakarta, disajikan dengan berbagai atraksi seni di beberapa situs bersejarah.
Di depan Pasar Kotagede, peserta pawai dari sanggar-sanggar di seantero Yogyakarta akan menampilkan tarian yang mengisahkan kisah-kisah sejarah yang berhubungan dengan penamaan kampung-kampung di Kotagede.
Kawasan Kotagede, sudah menjadi destinasi wisata terkemuka, diharapkan dapat menjaga ekosistemnya dengan baik dan masyarakat di seluruh kawasan Kotagede sehingga meningkatkan kesadaran wisatanya didukung juga oleh Komunitas Pegiat Budaya dan Wisata Kotagede seperti Lawang Pethuk, TamasyaKarsa, House of Kotagede, Kamwis Purbayan hingga Kamwis Rejowinangun.
Menparekraf, Sandiaga Uno yang menyapa lewat video mengungkap apresiasi pada Pemkot Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata yang mewujudkan Pawai Alegori dengan tema Harmoni di Mataram Kuno. Harapannya acara tersebut bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.
“Penyelenggaraan di kawasan Heritage Kotagede sangat luar biasa. Kami berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang dan menikmati Yogyakarta,” ungkap Sandiaga.
Sementara itu, Penjabat Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto yang hadir dan membuka pawai mengatakan, kegiatan tersebut berasal dari, untuk dan oleh masyarakat yang diharapkan bisa menjadi penyemarak kawasan Kotagede. Pawai tersebut merupakan wujud nyata dan komitmen semua pihak untuk mempromosikan industri pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Yogya.
“Kami berharap di pawai ini kita tak hanya menampilkan keragaman budaya di Kotagede, sekaligus menyampaikan pesan bahwa Yogyakarta adalah daerah wisata yang memiliki kreativitas kebudayaan yang tinggi. Kita ingin bersama mewujudkan visi Sri Sultan HB X untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Asia Tenggara,” ungkapnya Sugeng.
Sugeng berharap masyarakat Kota Yogyakarta terus menjunjung dan melindungi budaya yang ada. Kampung dan sanggar seni serta seniman diharapkan bisa semakin dikenal luas hingga mancanegara.
Pada tahun 2023 lalu, Pawai Alegoris juga dipusatkan di Kotagede menampilkan atraksi seni dari 12 sanggar seni di Kota Yogyakarta. Pawai mengusung sejarah nama atau toponimi kampung-kampung yang berada di kawasan Kotagede, berdasarkan tokoh-tokoh kampung tersebut.
Setahun sebelumnya yakni pada tahun 2022, Pawai Alegoris mengusung keindahan destinasi wisata air di Kota Yogyakarta sehingga digelar di kawasan Sungai Gajah Wong. Acara ini sudah masuk dalam Kalender Acara yang terdaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. (Fxh)