yogyakarta

Memahami Konflik Manusia dan Satwa Liar melalui Pameran dan Buku Foto 'HOPE' karya Regina Safri

Minggu, 30 Juni 2024 | 10:55 WIB
Regina Safri saat dialog pameran fotonya di Dhongso Resto. (istimewa)


Krjogja.com — Yogya — Semakin banyak perhatian tertuju pada isu konservasi di Indonesia,terutama terkait konflik antara manusia dan satwa liar. Pada awal tahun 2020, Regina Safri, atau kerap dipanggil Rere, mengambil langkah besar dengan kembali melanjutkan studi magister di Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

Tesis yang diangkatnya membahas konflik manusia dengan satwa liar yang terjadi di hutan Aceh dan Sumatra Utara, terinspirasi dari kasus nyata penembakan yang dilakukan oleh dua remaja di Kota Subulussalam, Aceh. Kasus tersebut melibatkan AIS (17) dan TAN (16) yang menembak seekor induk orangutan dengan 74 peluru hingga menyebabkan kebutaan permanen pada sang induk tersebut dan kematian bayinya akibat malnutrisi. Bayi orangutan tersebut tidak mendapatkan air susu setelah induknya diserang secara membabi buta menggunakan senapan angin. Induk orangutan tersebut dinamai ‘Hope’.

Kisah tragis ini mendapat sorotan dari berbagai media yang mengangkat tentang tindakan kejam para remaja tersebut. Hukuman yang diberikan kepada mereka hanya berupa mengumandangkan azan di masjid terdekat, yang dianggap kurang memberikan efek jera. Berita itu mendorong Rere untuk lebih mendalami kasus tersebut dan melanjutkan penelitiannya selama pandemi COVID-19. Selama sekitar empat tahun, ia melakukan penelitian lapangan di sekitar hutan Sumatra Utara dan Aceh, untuk mengumpulkan bukti bahwa konflik antara manusia dan satwa liar masih sering terjadi.

Baca Juga: Naikkan Target Ekspor, HIMKI Bidik Pasar Domestik

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Rere juga menyoroti masalah pertambahan populasi manusia yang menyebabkan semakin banyak hutan yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini membuat ruang hidup satwa liar semakin sempit dan meningkatkan potensi konflik antara manusia dan satwa liar. Rere menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan sektor dalam mengatasi konflik ini. Diperlukan keterlibatan masyarakat, pemerintah, praktisi konservasi, peneliti, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya. Hanya dengan niat yang sama dan usaha bersama, mimpi untuk hidup berdampingan secara damai dengan satwa liar dapat terwujud.

Didukung oleh Taman Safari Indonesia Group yang sejalan dengan misi konservasi yang diusung oleh Regina Safri. Penelitian Rere kemudian didokumentasikan dalam sebuah buku foto yang berjudul "HOPE" yang diterbitkan oleh Gueari Galeri dan didiskusikan dalam tur ke 16 kota dan kabupaten di Indonesia. Kota-kota tersebut meliputi Aceh, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Jakarta, Kuningan, Lampung, Malang, Medan, Purwokerto, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta dari bulan April hingga Agustus 2024. Di kota Yogyakarta turut diadakan pameran fotografi yang diadakan dari tanggal 26 Juni hingga 5 Juli bekerjasama dengan Pewarta Foto Yogyakarta dan Dhongso Resto serta didukung oleh Pertamina dan BRI.

“Harapannya, melalui buku foto dan diskusi yang diadakan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya untuk lebih peduli terhadap nasib hutan dan satwa liar, serta memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Rere.

Baca Juga: Siapa Jens Raven? Ini Profil dan Biodata Lengkap Pemain Baru Naturalisasi yang Siap Menambah Daya Gedor Penyerang di Timnas Indonesia

Rere merupakan lulusan S2 Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dan salah satu fotografer jurnalistik di Kantor Berita Antara (2005-2016). Ia telah menghasilkan enam buku, “Membidik Peristiwa jadi Berita” (2011),“Orangutan Rhyme and Blues” (2012), “Membumi bersama Mbah Rono (2016), “Susi Pudjiastuti: Kece Dari Lahir” (2018) dan “Susi Pudjiastuti: Kece Dari Lahir 2” (2019) sebagai kado ulang tahun untuk Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (2014-2019).

Rere pernah bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan (2017- 2019) untuk memotret kegiatan Menteri Susi Pudjiastuti, dan “Before it’s too Late” (2019). Ia mempunyai perhatian pada isu-isu lingkungan hidup dan satwa liar di Indonesia. “Hope, a quest for harmony between humans and wild animals” merupakan bukunya yang ketujuh hasil dari penelitianterkait konflik antara manusia dan satwa liar di hutan Aceh dan Sumatra Utara. (***)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB