yogyakarta

Unik, Puluhan Pasang Pengantin Nikah di Bawah Tebing

Kamis, 8 Agustus 2024 | 10:10 WIB
Salah satu pasangan saat akad nikah. (Foto:Istimewa)

GEMERICIK air yang turun dari perbukitan menambah khidmat janji setia puluhan pasang pengantin. Secara bergantian, setiap pasang pengantin duduk di atas bangku yang terletak di kolam bawah batu-batu terjal bukit di kompleks Stone Valley HeHa, destinasi wisata yang populer. Di depan mempelai tersebut duduk seorang pengulu dari KAU Kapanewon Tepus Gunungkidul yang mengesahkan ikatan hubungan keduanya sebagai suami istri.

Nikah unik ini juga mendapat perhatian dari para pengunjung Stone Valley HeHa. Begitu setiap pasang selesai mengucapkan akad nikah, para pengunjung yang menyaksikan langsung bertiak “Saaaaah………… ihi…-iihiiiii…….” sambil bertepuk tangan dan tertawa lepas.

Itulah suasana di acara Nikah Bareng Merdeka yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Daerah Istimewa Yogyakarta (Baznas DIY) bekerjasama dengan Stone Valley HeHa dan Forum Ukhuwah Fortais Indonesia, Rabu (8-8-2024). Kegiatan yang diikuti 24 pasang (48 orang) ini juga didukung Pemkab Gunungkidul dan Kantor Kemenag setempat serta KOPER (Komunitas Perias Gunungkidul).

Ketua Baznas DIY Dra Hj Puji Astuti MSi menjelaskan, kegiatan ini bagian dari pentasyarufan zakat yang dihimpun Baznas DIY. Semua peserta nikah massal tersebut tergolong mustahik atau orang yang berhak menerima zakat sesuai asnaf yang telah ditentukan, antara lain dari kalangan fakir miskin dan mualaf. “Jadi zakat yang dititipkan ke Baznas DIY betul-betul kami salurkan sesuai syariah,” tegasnya.

Ketua Panitia RM H Ryan Nugroho SE menjelaskan, nikah bareng ke-8 ini juga dalam rangka menyongsong HUT Kemerdekaan RI. Karena itu nuansa Agustus sangat kental dalam even ini. Antara lain ditandai pelepasan 79 balon merah putih oleh peserta nikah bareng. Sedang mahar setiap pasangan selain seperangkat alat salat juga cincin perak dengan batu merah putih dan thiwul (makanan khas Gunungkidul) yang juga dikemas merah putih. Peserta nikah bareng juga aneka fasilitas gratis dari: biaya nikah, bingkisan pengantin, paket perawatan pra nikah, busana / rias pengantin, dekorasi, dokumentasi, tasyakuran kerakyatan hingga bulan madu. Peserta termuda berusia 19 tahun sedang tertua 52 tahun. 

Selain di bawah tebing, sebagian pasangan pengantin melaksanakan akad nikah di jembatan kaca yang cukup tinggi dengan pemandangan laut lepas. Bagi yang takut ketinggian (singunen), suasananya menjadi seru.

Indra (30 th, jejaka Patuk) dan Intan (21 th, gadis Semanu) tidak menyangka akan semeriah ini dan di saksikan ribuan orang, bisa menikah di atas jembatan kaca walaupun sempat deg-degan juga, tetapi bisa plong SAH. Lain halnya dirasakan pasangan Yayang, (24 th, gadis, Sanden, Bantul) dan Syarif (31 th, Jejaka, Pleret Bantul) yang bisa ikut serta di acara ini walau mempunyai keterbatasan difabel tunarungu namun karena support dari keluarga Alhamdulillah akhirnya bisa SAH dan ikut nikah bareng  dengan menggunakan bahasa isyarat membuat yang hadir meneteskan air mata dan riuh SAH memecah suasana.

Sementara itu pasangan Sarwini (51 th, janda, Pengasih Kulonprogo) & Duri (52 th duda, Pandak Bantul) yang mendaftar di acara golek garwo minggu lalu dan 5 hari akhirnya bisa mewujudkan impiannya menikah dan sekaligus mengajak masyarakat yang belum menikah untuk segera menikah, jangan gengsi bagi yang ada keterbatasan bisa mengikuti acara seperti ini karena istimewa dan luar biasa. Lain lagi yang dirasakan pasangan Umi (20 Th, gadis, Umbulharjo Yogya)  & Arif (24 Th, jejaka, Giwangan Yogya) yang merasa bersyukur bisa menjadi bagian acara ini yang semuanya gratis dan banyak saudara yang bisa datang untuk memberikan do’a restu termasuk masyarakat umum. (Fie)

 

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB