KRjogja.com - YOGYA - Menggandeng BAPPEDA Kota Yogyakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menginisiasi sebuah program inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi lintas generasi antara lansia dan remaja di Kota Yogyakarta. Program yang dinamakan NGAJENI (Ngajak Intergenerasi Menjadi Inspirasi) ini telah berlangsung sejak Juni 2024 dan dilaksanakan di gedung eks kelurahan Wirogunan di RW 4.
Program NGAJENI dirancang sebagai bentuk posyandu intergenerasi, di mana lansia dan remaja berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bersama yang dirancang untuk mendukung kesehatan fisik, mental, dan sosial kedua kelompok tersebut. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain penyuluhan tentang lansia dan remaja, senam koordinasi, games, terapi ekspresif dengan menggambar bersama, dan menari bersama. Kegiatan menari bersama ini diadaptasi dari program "Kampung Menari," sebuah kegiatan seni dan rekreasi berbasis kearifan lokal yang telah lama berjalan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Haji 2024, Kyai, Akademisi Hingga Pengamat Kompak Sebut Penuh Inovasi dan Patut Diapresiasi
Pada Jumat (16/8/2024), kegiatan penampilan menari bersama telah ditampilkan dengan meriah pada malam tirakatan dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertunjukan tari ini diadakan di dua RT, yaitu RT 13 dan RT 14, yang menjadi bagian dari wilayah RW 4. Penampilan ini merupakan hasil kolaborasi antara lansia dan remaja yang telah dilatih dalam kegiatan menari bersama sebelumnya.
Acara malam tirakatan ini juga dimeriahkan dengan penobatan Duta NGAJENI Kota Yogyakarta, yang merupakan perwakilan dari lansia dan remaja. Penobatan ini bertujuan untuk menghargai dan mengakui peran serta kontribusi para peserta dalam program NGAJENI, serta mendorong mereka untuk terus aktif dalam kegiatan lintas generasi.
"Program ini memiliki tujuan ganda: mendukung kesehatan fisik, mental, dan sosial, serta meningkatkan empati dan kesiapan menua bagi remaja yang tengah berada di tahap rentan, serta memberikan dukungan bagi lansia yang jumlahnya semakin meningkat di Kota Yogyakarta," ujar Ns. Zubaida Rohmawati, M.P.H, ketua tim peneliti sekaligus pelaksana program NGAJENI.
Baca Juga: Program PENA Kemensos Terbukti Berhasil Mencetak 31.658 Pengusaha dan Menjangkau 3T
Dalam kegiatan intergenerasi ini, para lansia dan remaja tidak hanya berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari, tetapi juga berkolaborasi dalam persiapan untuk sebuah pertunjukan tari bersama. Pertunjukan ini telah menjadi salah satu acara puncak dari program NGAJENI, menunjukkan bagaimana kolaborasi dua generasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara remaja dan lansia, serta menginspirasi masyarakat untuk mendukung kesehatan lintas generasi.
Program NGAJENI didukung oleh Kemantren Mergangsan, Puskesmas Mergangsan, Kalurahan Wirogunan dan para kader kesehatan di Wirogunan, khususnya di RW 4 Surokarsan. Mereka berharap, melalui program ini, generasi muda dapat lebih siap menghadapi proses penuaan dengan sehat dan mampu mencegah perilaku berisiko yang dapat merugikan diri sendiri maupun masyarakat.
"Kolaborasi antara lansia dan remaja ini sangat penting dalam menyiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik, sekaligus memberikan peran yang bermakna bagi para lansia," tambah Yunita Firdha K, SE., ME., dari BAPPEDA Kota Yogyakarta, yang juga turut terlibat dalam pelaksanaan program ini.
Baca Juga: 6 Santri Ponpes Modern Raudhatus Salaam Juara Nasional Tapak Suci, Ini Kunci Suksesnya
Dengan adanya program NGAJENI, Kota Yogyakarta tidak hanya menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan lansia dan remaja, tetapi juga berupaya membangun masyarakat yang lebih inklusif dan suportif, di mana setiap generasi dapat saling mendukung dan menginspirasi.(*)