yogyakarta

Implementasi P5, Tim Pengabdian UST Beri Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis BSF Maggot dan Ecobrick di SMPN 3 Sewon

Selasa, 17 September 2024 | 13:50 WIB
Tim pengabdian UST bersama guru SMPN 3 Sewon di sela acara pelatihan. (Ist)

Krjogja.com - YOGYA - Tim pengabdian masyarakat Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) melakukan pengabdian di SMP Negeri 3 Sewon Bantul. Program ini merupakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan judul Pendampingan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Pengelolaan Sampah Berbasis Black Soldier Fly (BSF) Maggot dan Ecobrick.

Tim pengabdian UST dipimpin oleh dosen Fitria Sulistyowati MPd dengan anggota Devi Septiani MPd dan Ika Wahyu Kusuma Wati, MPd serta mahasiswa Anisa Putri Damayanti, Okky Lupitasari, Widianingrum, dan Khansa Amalia Ayona.

Fitria Sulistyowati menuturkan, program ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbudristek dan bertujuan mendukung implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah tersebut.

Menurut Fitria, program ini berfokus pada pemanfaatan sampah organik dan anorganik secara efektif. Sampah plastik diolah menjadi ecobrick, yang kemudian digunakan untuk membuat furnitur seperti meja, kursi, dan berbagai kerajinan tangan. Sementara itu, sampah organik dikelola untuk memproduksi maggot, yang berfungsi sebagai solusi dalam pengelolaan limbah serta mendukung program P5 di sekolah.

Dijelaskan, dalam proses pembuatan ecobrick, tim mengumpulkan 42 kg sampah plastik. Sampah ini dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral berukuran 600 ml, dengan setiap botol menampung sekitar 250 gram sampah plastik. Botol-botol tersebut kemudian diolah menjadi ecobrick, yang dipergunakan untuk membuat meja dan kursi.

"Hasil dari proyek ini tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat dan fungsional bagi sekolah, yang meningkatkan estetika dan fasilitas belajar," ujarnya, Senin (16/9/2024).

Tim juga melakukan pengolahan sampah organik untuk memproduksi maggot. Dalam satu siklus produksi, dari 5 gram telur maggot dapat dihasilkan 10 kg larva. Untuk mencapai hasil ini, diperlukan sekitar 40 kg sampah organik sebagai pakan maggot. Maggot yang dihasilkan memiliki potensi sebagai pakan ternak yang bernilai ekonomi serta berkontribusi dalam mengurangi volume sampah organik.

"Proses ini juga memberikan edukasi kepada siswa tentang cara-cara inovatif dalam pengelolaan limbah organik. Keberlanjutan merupakan aspek utama dari program ini," ujar Fitria.

Devi Septiani menambahkan, tim pengabdian UST tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga memastikan bahwa program ini dapat berlanjut di masa depan. Untuk itu, mereka membentuk kelompok pengelola sampah di SMPN 3 Sewon yang akan terus menjalankan dan memantau kegiatan ini setelah pelaksanaan utama.

Dengan pendekatan ini, diharapkan program pengelolaan sampah ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan yang signifikan tetapi juga membentuk kesadaran dan tanggung jawab lingkungan di kalangan siswa, serta berkontribusi pada keberlanjutan program P5 di sekolah tersebut. (Dev)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB