yogyakarta

Cabai Rawit Picu Deflasi DIY Caoai 0,10 Persen

Selasa, 1 Oktober 2024 | 20:30 WIB
Selain cabai rawit hijau, kenaikan harga juga pada gula pasir dari semula Rp 13.300 menjadi Rp 13.500 perkilo dan tepung terigu bogasari segitiga biru dari Rp 12.500 menjadi Rp 13 ribu. (foto: toto rusmanto)


Krjogja.com Yogya - Pada September 2024, terjadi deflasi m-to-m (mtm) DIY sebesar 0,10 persen , inflasi y-on-y (yoy) sebesar 1,85 persen dan inflasi y-to-d (ytd) sebesar 0,48 persen. Penyumbang utama deflasi September 2024 secara mtm adalah kelompok Makanan, Minuman dan tembakau dengan andil 0,10 persen, sedangkan komoditas penyumbang utama inflasi antara lain cabai rawit, dan cabai merah.

" Penyumbang utama inflasi September 2024 secara yoy adalah.Kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,77 persen serta komoditas penyumbang utama inflasi adalah beras dam kopi bubuk. Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,48 persen serta komoditas penyumbang utama inflasi ytd emas perhiasan," papar Kepala BPS DIY Herun Fajarwati di kantornya, Selasa (1/9).

Herum mengatakan perkembangan harga berbagai komoditas di DIY pada September 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS DIy di 2 kabupaten/kota, pada September 2024 terjadi inflasi tahunan 1,85 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,84 pada September 2023 menjadi 105,76 pada September 2024.

Baca Juga: Training Center Gala Siswa Indonesia, Tim DIY Siapkan 18 Pemain untuk Berlaga di Tingkat Nasional

"Pada September 2024, kedua kota IHK di DIY mengalami inflasi y-on-y, di Kabupaten Gunungkidul tercatat inflasi yoy sebesar 1,83 persen dengan IHK sebesar 104,96 dan di Kota Yogyakarta tercatat inflasi yoy sebesar 1,86 persen dengan IHK sebesar 106,74," tandasnya.

Lebih lanjut Herum menyampaikan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau 2,79 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 1,98 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,49 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,66 persen; kelompok kesehatan 2,56 persen; kelompok transportasi 0,32 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 2,31 persen;

Baca Juga: SCU Tuan Rumah Mukerda APPTI Jateng DIY 2024, Berperan Sebagai Katalisator Penerbitan Perguruan Tinggi

" Di susul kelompok pendidikan 2,05 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,89 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,08 persen. Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,28 persen," pungkas Herum. (Ira)

 

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB