yogyakarta

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Komitmen Menyiapkan Nakes Unggul di Bidang Kanker

Kamis, 10 Oktober 2024 | 19:30 WIB
Dr Iswanto SPd Mkes. KR-Saifullah Nur Ichwan

 

KRjogja.com, SLEMAN - Poltekkes Kemenkes Yogyakarta kembali menggelar Seminar International, The 11th International Conference On Health Sciences (ICHS).

Mengangkat tema Inovasi dan Kolaborasi Global untuk Pencegahan Kanker dan Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Kanker. Pemilihan topik sebagai komitmen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dalam mendukung pencegahan dan penyediaan layanan yang memadai bagi penderita kanker serta menyiapkan nakes yang kompeten, khususnya di bidang penanganan kanker.

Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Dr Iswanto SPd MKes mengatakan, data yang diambil dari 185 negara, menunjukkan bahwa sepuluh jenis kanker masih mendominasi dua per tiga kasus baru dan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Data tersebut menyebutkan bahwa kasus kanker baru di dunia mencapai angka 20 juta kasus, dengan jumlah kematian sebesar 9,7 juta kasus.

“Dari angka ini, kanker paru memiliki kasus terbanyak (12,4%), diikuti kanker payudara (11,6%), kanker kolorektal (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%),” kata Iswanto dalam acara Seminar International, The 11th International Conference On Health Sciences (ICHS), Kamis (10/10) Kampus Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Acara tersebut menghadirkan para ahli dari 4 negara berbeda, yakni Dewi Retno Pamungkas PhD dari University of Adelaide Australia, Siriporn Proungvitaya PhD dari Khon Kaen University Thailand, Desy Nuryunarsih DDS MPH PhD dari Newcastle University United Kingdom dan Prof Dato Dr Md Gapar Johar dari Management and Science University Malaysia. Seminar yang digelar secara daring ini diikuti 437 peserta dari berbagai daerah.

Lebih lanjut dikatakan Iswanto, di sisi lain, WHO juga merilis data survei di 115 negara yang menunjukkan bahwa sebagian besar negara tidak menyediakan layanan yang memadai untuk kanker dalam cakupan kesehatan universal (UHC). Hanya 39 dari 115 negara yang memasukkan manajemen kanker sebagai layanan kesehatan inti untuk seluruh warga negara.

“Kondisi ini akan membuat risiko kematian bagi penderita kanker semakin tinggi. Sehingga begitu penting bagi dunia saat ini untuk meningkatkan kolaborasi global dalam pencegahan kanker, dan peningkatan kualitas hidup penderita kanker, melalui berbagi pengalaman, berbagi hasil riset dan kolaborasi dalam bidang teknologi kesehatan,” terangnya.

Melihat tingginya kasus kanker, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengarah ke penciri unggul dan spesifik bidang cancer. Dimana para mahasiswa atau lulusan dari Poltekkes Kemenkes Yogyarta memiliki kompetensi dalam menangani cancer.

“Kami menyiapkan nakes yang unggul di bidang cancer. Harapannya, lulusan kami yang terjun ke fasilitas kesehatan sudah memiliki kompetensi dan adaptif dalam mendampingi pasien cancer. Mulai dari pencegahan, pendeteksian, penanganan hingga perawatan,” papar Iswanto.

Melalui konferensi ini, diharapkan akan terbentuk jaringan kerja yang lebih kuat antara peneliti, praktisi kesehatan, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara. Pertukaran ide dan pengalaman ini akan mendorong terciptanya solusi inovatif yang dapat diimplementasikan secara global.

“Konferensi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker. Selain itu memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat mendukung upaya penanganan kanker secara lebih efektif di berbagai negara,” pungkasnya. (Sni)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB