yogyakarta

Kasus Masih Tinggi, Takeda Ikut Mencegah dan Menanggulangi Dengue di Indonesia

Kamis, 7 November 2024 | 11:09 WIB
Pelatihan dan Lokakarya (PENTALOKA) Nasional ADINKES (Istimewa)

Krjogja.com - Yogya - Takeda menghadirkan sesi diskusi panel bertajuk “Efektivitas Vaksinasi untuk Pengendalian Dengue” pada hari kedua, di mana para pakar berbagi wawasan kepada tenaga kesehatan lain, seputar pentingnya intervensi inovasi dalam mencegah penyebaran, serta keparahan infeksi dengue.

Hal ini menjadi bentuk komitmen PT Takeda Innovative Medicines mendukung upaya bersama melawan penyakit dengue melalui keikutsertaan dalam acara PENTALOKA Nasional ADINKES 2024 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) pada tanggal 5-7 November 2024 di Yogyakarta. 

Dr. M Subuh, MPPM, Ketua Umum Pentaloka Nasional ADINKES 2024, mengapresiasi PT Takeda Innovative Medicines atas partisipasinya dalam acara ini. 

Baca Juga: Rancangan APBD 2025, Bupati Sampaikan Jawaban Atas Pandum Fraksi DPRD Sukoharjo

“PENTALOKA Nasional ADINKES 2024 menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia, yang merupakan pilar utama dan garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dalam forum ini, kami dapat memperluas wawasan dan keterampilan para tenaga kesehatan untuk siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan, termasuk dalam bidang kardiovaskular, dengue, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, dan lain sebagainya. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada PT Takeda Innovative Medicines atas kontribusi dan komitmen yang kuat dalam mendukung penguatan sistem kesehatan di Indonesia. Salah satunya melalui acara ini," kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht.

Dia menyampaikan di Indonesia semua orang berisiko terkena dengue sepanjang tahun, terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup mereka. Tidak hanya itu, selain mengancam jiwa, penyakit ini juga menimbulkan beban yang signifikan. Oleh karena itu, untuk melawan dengue, pencegahan memegang peran yang penting. "Ada tiga hal yang dapat kita lakukan bersama, yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar dengue serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan menerapkan 3M Plus, serta memanfaatkan metode pencegahan yang inovatif.”

Andreas menambahkan bahwa diperlukan tindakan kolektif untuk membuat perubahan dan memerangi dengue di Indonesia.

Baca Juga: Isu Politik Black Campaign Mulai Terasa di Pilkada Salatiga 2024

 “Di Takeda, kami berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam melawan dengue melalui pencegahan inovatif kami dan lebih dari itu. Kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan lain, seperti komunitas medis, akademisi, perusahaan atau sektor swasta, dan lainnya, untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, dr. Fadjar SM Silalahi, Ketua Tim Kerja Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI yang mewakili dr. Yudhi Pramono, MARS, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menyampaikan bahwa pemerintah telah menerapkan pendekatan yang menyeluruh melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (STRANAS) 2021-2025.

“Kita melihat bahwa kasus dengue di Indonesia angkanya masih terus bertambah. Kami mencatat, sampai dengan minggu ke-41 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian, yang berasal dari 482 Kabupaten/Kota di 36 Provinsi. Kami menyadari bahwa kasus dengue di Indonesia tidak bisa hilang begitu saja walaupun berbagai program PSN telah kita terapkan. Mulai dari larvasida, fogging fokus, penerapan Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Terima PM Singapura, Wapres Harapkan Dukungan Singapura dalam Hilirisasi di Indonesia

Bahkan, pemerintah telah menetapkan STRANAS Penanggulangan Dengue 2021-2025 melalui pencegahan terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Upaya ini tidak hanya fokus pada pengendalian vektor dan lingkungan, tetapi juga secara progresif mengadopsi metode pencegahan inovatif, termasuk vaksinasi dan nyamuk ber-Wolbachia. 

 

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB