yogyakarta

Kasus Masih Tinggi, Takeda Ikut Mencegah dan Menanggulangi Dengue di Indonesia

Kamis, 7 November 2024 | 11:09 WIB
Pelatihan dan Lokakarya (PENTALOKA) Nasional ADINKES (Istimewa)

Namun demikian, implementasi kebijakan ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta. Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam penerapan strategi ini. Dengan adanya pendekatan inovatif yang kini semakin dapat diakses, diharapkan setiap lapisan masyarakat dapat memperoleh perlindungan yang lebih kuat dari bahaya dengue, yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih jauh dr. Fadjar mengapresiasi inisiatif dan komitmen pemerintah daerah yang terus berinovasi untuk memperkuat pencegahan dan pengendalian dengue di wilayah masing-masing. Ia menekankan bahwa peran aktif pemerintah daerah, bersama masyarakat, sangat penting untuk mencapai tujuan ‘Nol Kematian Akibat Dengue tahun 2030’. Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang meluncurkan program publik vaksinasi dengue, diikuti oleh daerah lain, termasuk Kabupaten Probolinggo, yang telah mulai mengimplementasikan program serupa untuk melindungi warganya.

Penerapan Program Vaksinasi Publik untuk Dengue di Daerah

dr. H. Jaya Mualimin, Sp.KJ, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, membagikan pengalamannya dalam menginisiasi program publik pertama untuk vaksinasi dengue di dunia, di Kota Balikpapan. 

“Kami gembira dapat menjadi pelopor dalam menerapkan pencegahan dengue yang inovatif di Kota Balikpapan. Apalagi kami melihat Balikpapan merupakan salah satu daerah dengan kasus dengue tertinggi di Kalimantan Timur. Untuk itu, pada November 2023 lalu kami memulai pilot program ini dengan menyasar 9.800 anak usia sekolah dasar. Jumlah kasus dengue pada anak usia 6-12 tahun di Kota Balikpapan mencapai 307 kasus, dengan 121 berasal dari kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah yang menjadi lokus pelaksanaan vaksinasi.” 

dr. Jaya menambahkan, sampai dengan bulan Oktober 2024, pilot program ini telah menjangkau 90% dari total target. “Sudah lebih dari 8.800 anak-anak mendapatkan dosis lengkap, dan kami melihat adanya dampak yang positif dari program ini. Dari 71 anak kelas 1-6 yang terjangkit dengue di Kecamatan Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah, mayoritas belum divaksinasi, dan hanya 3 orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis satu

Baca Juga: Sharp Hydro Heroes Untuk Kewirausahaan Pertanian Ubtuk Anak Muda

"Karena itu, untuk memberikan perlindungan kepada lebih banyak anak, kami memperluas program ke daerah lainnya, yaitu Samarinda, dengan menyasar 2.750 anak usia sekolah dasar di Kecamatan Samarinda Utara,” tutupnya.

Selain Balikpapan dan Samarinda, daerah lain yang juga telah mengimplementasikan program sejenis adalah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Di tahun 2023, kasus dengue di Kabupaten Probolinggo tercatat sebanyak 741 kasus. Sementara di tahun 2024, sampai dengan bulan September saja, tercatat peningkatan sebesar 300% sebanyak 2.309 kasus dengan 24 kematian.

Menurut dr. Hariawan Dwi Tamtomo, MMKes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, “Lonjakan kasus dengue yang signifikan di tahun 2024 menjadi alarm buat kami untuk lebih siaga dan menerapkan solusi pencegahan yang inovatif. Hal inilah yang menjadi landasan diluncurkannya program vaksinasi dengue pada bulan September lalu, sebagai langkah preventif dalam menekan peningkatan kasus dengue di kabupaten setempat. Di mana program ini merupakan yang pertama di Pulau Jawa. Kita tahu, dampak dengue sangatlah berat dan mengancam jiwa, apalagi pada anak-anak. Untuk itu, program ini menyasar 1.120 anak usia sekolah dasar di Kecamatan Paiton. Tetapi tentunya program tersebut tidak berdiri sendiri. 'Kami juga mengajak masyarakat agar tetap menerapkan 3M Plus secara berkelanjutan, untuk memastikan pencegahan dan perlindungan yang menyeluruh."

Miskonsepsi Seputar Dengue dan Upaya Pencegahannya

DR. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K), Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, menyampaikan masih adanya miskonsepsi seputar dengue yang beredar di tengah masyarakat. 

“Masih banyak pasien atau orang tua yang beranggapan bahwa apabila mereka atau anak mereka sudah pernah terkena dengue, maka akan kebal dan tidak bisa terjangkit lagi. Padahal faktanya tidak demikian, manusia dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi yang berikutnya justru berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung kematian. Virus dengue terdiri dari empat serotipe, infeksi oleh satu serotipe, tidak membuat kebal terhadap serotipe yang lain. Sudah banyak kasus di sekitar kita yang anggota keluarganya direnggut oleh penyakit ini.”

Dr. Ida menambahkan bahwa meski infeksi dengue sudah lama namun sampai saat ini masih belum ada pengobatan yang khusus untuk penyakit ini.

“ Pengobatan yang diberikan oleh dokter saat ini lebih untuk mengatasi gejala dan mengurangi keparahan penyakit seperti kekurangan cairan, mual, lemas, dan lain sebagainya. Untuk itu, upaya pencegahan yang inovatif seperti vaksinasi diperlukan agar dapat memberikan perlindungan kepada seluruh anggota keluarga dan menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi keparahan. Tetapi untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus diberikan dengan dosis sesuai rekomendasi, atau bagi anak-anak, mengikuti pedoman terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Yang utama dalam pencegahan dengue adalah kesadaran masyarakat akan risiko dan pencegahan yang tepat waktu. ” tutup dr. Ida. (*)

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB