yogyakarta

MGMP Seni Budaya Gelar 170 Karya, Apa yang Dibanggakan Guru?

Selasa, 12 November 2024 | 18:25 WIB
Suhirman MPd (depan) saat menyaksikan karya yang dipamerkan. ( Jayadi Kastari)


Krjogja.com - YOGYA - Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya DIY menggelar 170 karya di Taman Budaya (TBY), Jalan Sriwedani Yogya, sejak Senin (11/11/2024) hingga Rabu (13/11/2024). Saat pembukaan, diberi pengantar Dwi Agung Basuki MPd (Ketua Panitia) dan dibuka Drs Suhirman MPd (Wakil Kepala Dikpora DIY).

Saat pembukaan ditandai pengguntingan pita, disemarakkan performance art juga Tari Rara Mendut Wiraguna.

Suhirman dalam sambutan mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan MGMP Seni Budaya DIY patut diapresiasi. "Gelar Budaya MGMP Seni Budaya DIY patut apresasi, apalagi ini kegiatan pertama dengan beragam materi. Pemahaman saya, guru itu harus berkarya. Kalau guru tidak berkarya apa yang mau dibanggakan guru pada murid?" katanya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan dan Bappenas Luncurkan Buku Tabel Morbidas

Suhirman berpandangan, memang sudah saatnya guru terus berkarya secara inovatif. Setidaknya berkarya kreatif, inovatif menjadi dorongan tersendiri bagi siswa juga berkarya. "Memberi dan menjadi teladan dengan berkarya agar siswa juga mengapresiasi," katanya.

Sebelumnya Dwi Agung Basuki dalam sambutan mengatakan, Gelar Budaya ini menampilkan beragam bentuk dari performance art, Art Exhibition, Live Music, Dance dan lainnya. "Pameran menampilkan 170 karya. Ada batik, lukis, patung, digital, dll. Gelar Budaya ini aplikasi guru dari konsep pembelajaran dan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yakni cipta, rasa dan karsa," ujarnya.

Ditegaskan Dwi Agung, guru seni budaya itu dengan predikat pendidik sekaligus seniman. Peran olak-alik bentuk keteladanan yakni karya. "Guru memang berkarya, bukan sekadar mengajar," tandasnya.

Baca Juga: Jelang Coblosan, Bawaslu Bantul Sudah Tangani 6 Dugaan Pelanggaran Pilkada 2024

Sedangkan Heri Untoro MPd selaku Wakil Ketua Panitia Gelar Budaya sekaligus kurator Pameran mengatakan, Gelar Budaya ini sebagai bentuk ikhtiar menjawab kerinduan guru seni dalam mengkomunikasikan karyanya. Bentuk kuratorialnya tetap menjaga kualitas karya.

"Walau tertatih - tatih dipaksa bisa terselenggara," ujarnya. Seni yang ditampilkan terdiri karya seni rupa, tari, musik dan pertunjukan. (Jay).

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB