yogyakarta

Dagelan Mataram di TBY Pentaskan ‘Si Manis Jembatan Ambrol’

Rabu, 13 November 2024 | 21:08 WIB
Para pendukung lakon ‘Si Manis Jembatan Ambrol’ foto bersama. Foto-Khocil Birawa

 


PENTAS Dagelan Mataram cerita ‘Si Manis Jembatan Ambrol’ naskah karya Toelis Semero, dan sudradara Ari Purnomo, bakal digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (13/11/2024) malam mulai pukul 19.30 WIB.

Pementasan Dagelan Mataram bagian dari Pentas Rebon, salah satu program TBY tersebut, nara sumber Marwoto Kawer, Edo Nurcahyo, Wisben Antoro didukung sejumlah pelawak dan penyanyi Yogyakarta. Program Pentas Rebon TBY, selain menampilkan Dagelan Mataram, juga penonton dihibur teater lakon ‘Baribin in Love’ dan ketoprak cerita ‘Pangurbanan’, gratis terbuka untuk umum.

Ari Purnomo mengatakan, pentas cerita ‘Si Manis Jembatan Ambrol’ ini, dikemas humor kekinian dengan menggunakan spirit guyon parikena Dagelan Mataram. Kemudian para pemain yang mendukung Daijo Angkring, Dina ‘Trinil’, Rio ‘Srundeng’, Fajar Chotiet, Gita Gilang, Anis Agustin, Sugiman Dwi Nurseto, Riyatmi, Chanda, Nada, Nabila, Bara, Nizar, Lantang dan Bahri.

Penata musik digarap oleh Mara Pembayun dan pemusik Giang, Nanang, Bismo, Cahyo, Luthfi, Siroes. Penata lampu Joko Lisandono, penata rias-busana Winda bersama Ratna. Penata artistik Wahyu ‘Lempok’ didukung tim artistik Mianto, Eko ‘Penyo’, Nanda, Ade ‘Cloering’, Yoga, Zaidan.

“Para pemain untuk melemparkan humor diberikan kebebasan berimprovisasi, namun tetap berpijak sesuai dengan alur cerita. Artinya, para pemain boleh berimprovisasi untuk menghidupkan menjaga suaana dan irama adegan diwarnai humor, tetapi harus berpegang pada alur cerita. “Karena para pemain sudah mempunyai pengalaman jam terbang dan improvisasi tinggi, sutradara tinggal mengarahkan untuk menjaga irama permainan agar tidak berlangsung lamban,” tutur Ari Purnomo, dikenal penulis naskah dan pengatur laku Obrolan Angkring TVRI Yogyakarta.

Marwoto ‘Kawer’ mengungkapkan, pentas Dagelan Mataram lakon ‘Si Manis Jembatan Ambriol’ berduarsi sekitar 45 menit ini, dituntut mampu membuat tontonan humor segar yang menggunakan materi humor dengan mengembangkan sesuai alur cerita.

Termasuk musiknya karena lakon ada bernuansa humor horor,juga harus mampu membuat iringan musik yang dapat mendukung adegan demi adegan. “Sehingga, musik bukan sekadar menghantarkan keluar masuk pergantian adegan, namun musik berfungsi mendukung suasana permainan di atas pentas,” harap Marwoto.

Mara Pembayun menambahkan, musik menggunakan perpaduan alat musik beberapa gamelan,berupa bonang, saron, kendang, perkusi dan keyboard. “Untuk iringan musik mengacu menyesuaikan tuntutan cerita terutama untuk mendukung suasana dan irama permainan di atas pentas. Termasuk, membuat iringan musik untuk adegan horor dan mengiri ketika pemain bernyanyi,” kata Mara Pembayun, di sela latihan di rumah pelawak Marwoto ‘Kawer’ di Kradenan, Banyuraden, Gamping Slem. (Khocil Birawa)

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB