yogyakarta

Paguyuban Suryo Kencono Suguhkan Pesona Wayang Orang “Retno Muninggar Palakrama” di SO 1 Maret

Selasa, 26 November 2024 | 08:10 WIB
Foto Khocil Birawa Pentas Wayang Orang lakon ‘Retno Muninggar Palakrama’ di Plaza SO 1 Maret Yogyakarta.

KRJogja.com, YOGYA – Paguyuban Suryo Kencono Yogyakarta berhasil memukau penonton melalui pentas Wayang Orang klasik dengan lakon “Retno Muninggar Palakrama” di Plaza Monumen Serangan Oemoem (SO) 1 Maret, Minggu (24/11/2024).

Acara ini merupakan bagian dari gelaran Indonesia Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 bertema “Indonesia Menuju Ibukota Dunia”.

Lakon Cerita dan Penampilan Memukau

Pentas berdurasi sekitar satu jam ini menceritakan pernikahan Prabu Amir Jayengrana dengan Retno Muninggar, putri Prabu Nursewan, Raja Medayin. Pernikahan berlangsung setelah Prabu Amir Jayengrana berhasil mengalahkan Prabu Lamdahur dari Kerajaan Srandil.

Adegan klimaks kirab pernikahan menggunakan kereta kencana dengan iringan prajurit bergada dan punggawa kerajaan Medayin menjadi penutup yang mengesankan. Penonton, termasuk wisatawan dari luar Yogyakarta, sangat terhibur dengan suguhan seni klasik tersebut.

Sebelum Wayang Orang dipentaskan, acara dibuka dengan penampilan grup musik Total Perkusi yang membawakan lagu-lagu populer seperti “Nemen” dan sejumlah tembang Jawa modern, memberikan nuansa segar bagi para pengunjung Titik Nol KM.

Kekuatan Tim Artistik dan Pemeran

Pentas ini disutradarai oleh RM Mario Neskendaru Rudianto dengan dukungan tim artistik yang solid. Penata tari digarap oleh Wira Adhe Dana Sasadara, SPd, sementara musik diaransemen oleh Drs Supriyanto, MSn dan Agung Harwanto, SSn.

Deretan pemain utama yang tampil apik antara lain:

  • RM Sagitama Krisnadaru sebagai Wong Agung Jayengrana
  • RAj Sabina Siti Nurul Pristisari, SPsi sebagai Retno Muninggar
  • Saraswati, SSing sebagai Jasikin
  • Ratih Dewayani, SSn sebagai Raja Putri
  • RM Widaru Krefianto Darmawan, SE sebagai Prabu Lamdahur

Selain itu, peran pendukung seperti Umarmaya, Patih Bestak, dan para prajurit, dimainkan oleh aktor dan penari yang sudah mahir dalam seni klasik gaya Yogyakarta.

RM Mario Neskendaru Rudianto mengungkapkan kebanggaannya terhadap para pemain dan penari yang mampu tampil maksimal di event berskala nasional ini.

“Cuaca mendukung, penonton terhibur, dan kami merasa puas telah mempersembahkan karya seni tradisional yang mengangkat kebudayaan klasik Yogyakarta,” ujarnya.

Paguyuban Suryo Kencono berharap pentas ini mampu menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan seni wayang orang. Acara ini juga menjadi bukti bahwa seni tradisional bisa tetap hidup dan menarik perhatian publik di era modern.

Gelaran ini sekaligus mempromosikan Yogyakarta sebagai kota budaya yang siap mendukung pengembangan seni tradisional untuk terus dikenal di tingkat nasional maupun internasional.【Khocil Birawa】

 

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB