KRjogja.com - YOGYA - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY memastikan secara umum, kondisi pasokan di DIY stabil dan diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pasokan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Upaya TPID DIY dalam kerangka 4K melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024. Selanjutnya diperkuat dengan sinergi dan kolaborasi pelaksanaan program kerja sesuai roadmap TPID jangka pendek, menengah, dan panjang.
Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia (BI), Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5 persen ±1 persen. BI DIY bersama TPID DIY dan stakeholders terkait menggelar High Level Meeting (HLM) TIPD DIY bertema Kesiapan Pemerintah Daerah DIY dalam Menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru di Hotel Tentrem, Selasa (26/11/2024) dalam upaya menjaga stabilitas inflasi menjelang Nataru
Hadir dalam HLM TPID DIY tersebut Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Kepala Perwakilan BI DIY Ibrahim, Jajaran Forkopimda DIY, Kepala Daerah se-DIY, anggota TPID se-DIY, serta stakeholders terkait. Rapat dibuka dengan paparan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati yang membahas terkait perkembangan inflasi DIY sepanjang 2024.
Baca Juga: Uji Nyali TPS Hantu Dongkrak Partisipasi Pemilih
"Sinergi antar lembaga dan daerah dalam menjaga stabilitas inflasi memiliki peranan sehingga mendukung kinerja ekonomi, keterjangkauan harga komoditas dan daya beli masyarakat. Isu-isu strategis utamanya terkait pengelolaan sampah juga perlu mendapat perhatian serius dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menjamin kenyamanan seluruh masyarakat, mengingat sektor pariwisata merupakan sektor penggerak ekonomi utama di DIY," tutur Wagub DIY Paku Alam X.
Kepala Perwakilan BI DIY Ibrahim menyampaikan tekanan inflasi DIY pada akhir tahun cenderung meningkat, bersumber baik dari sisi permintaan, terutama akibat meningkatnya kebutuhan untuk perayaan HBKN dan libur akhir tahun. Sementara dari sisi penawaran, pasokan komoditas tanaman pangan dan hortikultura cenderung berkurang seiring masa panen raya yang telah berlalu.
"Mencermati hal tersebut, terdapat usulan rekomendasi pengendalian inflasi pada jangka pendek maupun jangka panjang yang meliputi sisi hulu, sisi antara, dan sisi hilir, yaitu mendorong petani tetap berproduksi melalui kepastian penyerapan pasokan dan pengelolaan ekspektasi produsen, pendampingan dan fasilitasi peningkatan produksi dan kualitas, serta kepastian penyerapan (off-taker)," jelasnya.
Baca Juga: Ditemukan 2 Mayat di Dam Cangkring Mulyodadi
Ibrahim menambahkan memperkuat data Neraca Pangan untuk memudahkan tracking komoditas pangan strategis yang mendukung Kerjasama Antar Daerah (KAD). Kemudian penyerapan excess supply komoditas strategis melalui dukungan peran BUMD Taru Martani dan Bulog, termasuk mengoptimalkan peran ASN yang disinergikan dengan gerakan sosial di masyarakat.
Pengembangan inovasi sarana pertanian digital dan pengaturan pola tanam, termasuk mendorong hilirisasi pangan berkelanjutan dengan didukung penguatan infrastruktur dan rantai pasok. Serta melakukan komunikasi secara periodik kepada masyarakat terkait belanja bijak. "Seiring dengan penyesuaian harga BBM, diharapkan juga terdapat koordinasi dan pengawasan berkala dan terstruktur untuk menjamin ketersediaan hingga distribusi BBM dan LPG di masyarakat," ungkap Ibrahim.
Adapun inflasi tertinggi di 2024 yaitu sebesar 0,43% (mtm) yang disumbang saat periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 1445H. Selain itu, disampaikan pula bahwa komoditas yang memiliki bobot/andil yang besar serta komoditas yang memiliki gejolak harga yang tinggi/fluktuatif perlu diwaspadai dalam rangka pengendalian inflasi menjelang Nataru 2024. (Ira)