yogyakarta

PNIB Minta Indonesia Tegas Hukum Mati Koruptor hingga Bandar Narkoba

Selasa, 4 Maret 2025 | 10:05 WIB
Gus Wal (kiri) bersama Gus Abbas Buntet beberapa waktu lalu (ist)



Krjogja.com - YOGYA - Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan Kebangsaan lintas Agama Suku Dan Budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho atau akrab disapa Gus Wal merasa sangat prihatin atas kondisi bangsa saat ini. Berbagai kasus korupsi dengan nilai sangat besar, narkoba yang juga merajalela hingga berkembangnya paham Wahabi, Khilafah menyebabkan intoleransi radikalisme terorisme menjadi perhatian besar yang harus segera diurai.

Menurut Gus Wal, menurunnya kualitas sebuah bangsa disebabkan dua hal, penjajahan dari bangsa lain dan persoalan dari dalam negeri yang tidak teratasi secara tuntas. Indonesia sudah merdeka dari penjajahan militer bangsa lain dan berdaulat, namun ada ancaman lain yang sedang menggerus integritas bangsa.

Korupsi, narkoba, khilafah, intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah sederet persoalan bangsa yang masih menghantui perjalanan bangsa hari ini. Ini menjadi ancaman integritas bangsa untuk masa depan jika tidak segera diberantas secara konkret dan tuntas sampai ke akar akarnya.

"Korupsi dan narkoba yang masih marak terjadi telah masuk ke berbagai lini masyarakat. Ratusan bahkan ribuan pelaku sudah dihukum, namun lahir pelaku baru yang artinya hulu persoalan utamanya belum tersentuh. Penangkapan pengedar dan bandar narkoba tidak putus dilakukan oleh BNN dan aparat penegak hukum, namun produsen narkoba masih belum terungkap. Sementara korupsi kini sudah menjurus menjadi mata pencaharian, hukuman penjara hanya membuat mereka berhenti sejenak, setelah bebas kembali melakukannya dengan modus lebih canggih dan lebih gila," ungkap Gus Wal, Selasa (4/3/2025).

Ancaman lain pada integritas bangsa dikatakan Gus Wal adalah paham radikalisme, itoleransi, khilafah dan wahabi yang merupakan sumber bibit tunas terorisme. Dalam setahun terakhir ini saja sudah hampir 200 teroris tertangkap.

PNIB menjadi organisasi lintas agama, budaya tradisi dan kebhinekaan yang konsisten berjuang menolak idologi asing khilafah dan wahabi yang menjadi ibu kandung radikalisme intoleransi yang berujung pada terorisme. Menurut Gus Wal, khilafah dan wahabi punya potensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak diberantas secara tuntas.

"Wahabi dan khilafah dibuat untuk melawan demokrasi yang ada di sebuah negara. Mereka menggunakan jubah Agama yang sakral untuk memutarbalikkan logika manusia. Manusia hidup wajib berjuang untuk keyakinannya dengan cara meniadakan keyakinan lain. Paham egosentris tersebut terus dihembuskan kepada generasi bangsa dengan berbagai cara dan menjadi bentuk perlawanan kepada bangsanya sendiri yang berisi kemajemukan," tegas Gus Wal.

PNIB menyadari bahwa perjuangan tidak mudah bahkan cenderung dipandang sebelah mata oleh golongan yang menganggap Indonesia baik-baik saja. Gus Wal meminta semua melihat fakta 200 pelaku terorimse ditangkap oleh Densus 88 sepanjang tahun 2024 kemarin.

"Berbekal keyakinan mempertahankan keutuhan bangsa, bela negara, melestarikan Pancasila juga merawat tradisi budaya, ini menjadi jihad kebangsaan. PNIB tidak bosan mengingatkan kepada semua pihak akan nasib masa depan bangsa jika persoalan tentang korupsi, narkoba, Wahabi Khilafah sumber bibit tunas intoleransi segera disikapi dengan serius," lanjut Gus Wal.

Gus Wal berharap seluruh warga Indonesia dan para pemimpin berani tegas dengan memberikan hukuman mati kepada koruptor, bandar serta produsen narkoba. "Ini harus tegas dilakukan apabila Indonesia ingin bergerak maju ke depan, karena bangsa ini kita sendiri yang menentukan arahnya," pungkas Gus Wal. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB