Krjogja.com - SLEMAN - Fenomena hujan es terjadi beberapa hari lalu di Jogja dan Tasikmalaya. Kedatangan hujan es dibarengi angin kencang dan hujan intensitas tinggi yang bisa menyebabkan bencana.
Dosen Fakultas Geografi UGM, Dr Emilya Nurjani, mengatakan fenomena hujan es terbentuk akibat adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat intensif karena didukung kandungan uap air yang cukup banyak. Pada saat terjadi hujan es, suhu udara di sekitar cukup rendah sehingga kristal es yang berada di awan Cumolonimbus bagian atas menyentuh permukaan cukup rendah suhunya namun tetap bertahan dengan bentuk kristal es atau biasa disebut hail dengan ukuran lebih kecil.
"Fenomena hujan es merupakan salah satu bentuk cuaca ekstrem apabila ukuran hail yang jatuh berdiameter besar dan berat dengan ukuran 5-50 mm. Kejadian ini pernah tercatat di beberapa kota di Indonesia, bahkan di Yogyakarta juga pernah terjadi beberapa tahun lalu,” ungkapnya seperti dikutip, Jumat (14/3/2025).
Emilya menjelaskan, fenomena hail tidak memiliki pola tertentu, akan tetapi pertumbuhan awan Cumulonimbus dapat diamati dengan akibat kondisi masa udara yang labil dan proses konveksi serta didukung oleh suplai air yang tinggi. Pertumbuhan awan Cumulonimbus sering terjadi di daerah kepulauan dan daerah perkotaan yang dengan dekat sumber lingkungan dengan kondisi suhu yang panas.
"Untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang saat ini kerap sering terjadi, masyarakat perlu melakukan mitigasi dan adaptasi. Bentuk mitigasi bisa dengan membangun kesadaran bersama pentingnya menjaga suhu bumi tetap tidak mengalami peningkatan secara global," tambahnya.
Tindakan sederhana bisa dilakukan misalnya dengan menanam pohon ataupun mempertahankan hutan dan bentuk penggunaan lahan alami lainnya. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk siap hidup berdampingan dengan alam dikarenakan ada banyak cuaca ekstrem yang sering kali menimbulkan bencana.
"Pemerintah harus menyiapkan mitigasi dan melakukan sosialisasi. Masyarakat melakukan aksi dan adaptasi untuk mencegah dan menghadapi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim," pungkasnya. (Fxh)